EmitenNews.com - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal pekan naik didukung pelemahan indeks dolar AS.
Rupiah pada Jumat pagi dibuka menguat 71 poin atau 0,482 persen ke posisi Rp14.654 per dolar AS. Naik dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.725 per dolar AS.
Ekonom Mirae Asset Sekuritas, Rully Arya Wisnubroto, mengamati dolar AS terus mengalami pelemahan terhadap mata uang lainnya. Hal ini tercermin dari terus melemahnya indeks dolar AS (DXY) yang saat ini di kisaran 101," katanya di Jakarta, Jumat (23/4).
Menurut Rully pelemahan dolar AS dipengaruhi oleh data inflasi Amerika Serikat (AS), baik dari indeks harga konsumen (IHK) maupun indeks harga produsen (IHP) yang terus menurun.
"IHP AS untuk permintaan akhir turun 0,5 persen bulan lalu. Dalam 12 bulan hingga Maret, IHP meningkat 2,7 persen. Itu adalah kenaikan tahun-ke-tahun terkecil sejak Januari 2021 dan mengikuti kenaikan 4,9 persen pada Februari," katanya.
Sementara data inflasi IHK AS pada Rabu (12/4/2023) mencapai 5,0 persen secara tahun ke tahun pada Maret, melemah dari 6,0 persen pada Februari.
Ia memprediksi rupiah berpeluang bergerak di kisaran Rp14.685 per dolar AS hingga Rp14.745 per dolar AS.(*)
Related News
Potensi Aset Rp990 Triliun, Asbanda Siap Dukung Pembiayaan PSN
Ajak Investor Inggris Investasi di EBT, Menteri Rosan Buka Peluangnya
PKPU Pan Brothers (PBRX) Soal Utang Rp6,25T Diperpanjang 14 Hari
Maya Watono Kini Pimpin InJourney, Ini Profilnya
Pascapemilu, Investor Global Kembali Pindahkan Portofolionya ke AS
Belum Berhenti, Harga Emas Antam Naik Lagi Rp12.000 per Gram