EmitenNews.com—PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (BJTM) atau bankjatim telah melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan Tahun Buku 2022, di Surabaya. Hadir langsung dalam RUPS tersebut Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa yang mewakili Pemerintah Provinsi Jawa Timur sebagai Pemegang Saham Pengendali. 

 

Dalam sambutannya, Khofifah menjelaskan akan terus mendorong bankjatim untuk  meningkatkan performa kinerja sehingga bisa semakin berkontribusi dalam mengungkit sektor ekonomi di Jatim. "Saya berharap, seluruh jajaran bankjatim mempedomani lima pilar demi meningkatkan layanan perbankan di Jatim agar terus tumbuh produktif. Lima pilar tersebut meliputi transformasi struktural, transformasi SDM atau Human Resource, Transformasi IT, Pengkinian Kebijakan dan Prosedur dan aksi koorporasi untuk meningkatkan pertumbuhan yang berkelanjutan," urainya.

 

Orang nomor satu di Jatim tersebut juga mengingatkan soal inflasi yang saat ini telah menjadi momok yang menakutkan bagi banyak negara di dunia. Dikondisi pemulihan ekonomi saat ini masyarakat lebih memilih membelanjakan uangnya untuk membeli kebutuhan bahan pokok dibandingkan menyimpan uangnya di Perbankan. 

 

"Ini menjadi tantangan sendiri bagi dunia perbankan. Kenaikan inflasi akan berpengaruh terhadap kinerja perbankan. Sebab, ketika tingkat inflasi tinggi, bank sentral akan menaikkan tingkat suku bunga agar tingkat inflasi menurun. Inflasi yang tinggi membuat nilai riil tabungan menjadi rendah sehingga masyarakat memilih membelanjakan uangnya membeli kebutuhan pokok yang semakin mahal daripada menyimpannya di bank," tuturnya.

 

Dikatakan Khofifah, sebagai BUMD milik Jawa Timur, bankjatim harus membantu perkembangan UMKM. Sebab, kontribusi UMKM di Jawa Timur mencapai 57,81%. Sehingga, keberpihakan bankjatim terhadap UMKM harus dilakukan dengan berbagai cara. Contohnya, lewat penyaluran kredit. Optimalisasi penyaluran kredit antara lain dengan mendorong peningkatan sektor produktif terutama UMKM dan korporasi, memaksimalkan upaya penanganan recovery NPL, percepatan pengembangan produk berbasis digital, dan peningkatan efektivitas bisnis treasury.

 

“Kami juga apresiasi bankjatim sudah melakukan pengembangan digital melalu brand JConnect. Ini langkah yang baik untuk bersaing dengan bank-bank lain,” ungkap Khofifah. Ia berpesan agar bankjatim ikut serta dalam upaya-upaya inisiatif menjaga lingkungan demi masa depan bumi yang lebih baik lewat implementasi green banking. Hal tersebut dapat dilakukan dengan penerapan digital banking product & solution melalui fitur pembukaan rekening bank secara online dan memperbanyak mesin ATM cardless. Selain itu, menerapkan digital workplace atau aplikasi dokumen digital.

 

Direktur Utama bankjatim Busrul Iman menjelaskan, sepanjang tahun 2022, bankjatim sukses menorehkan pencapaian kinerja yang positif meskipun proses pemulihan ekonomi pasca pandemi belum sepenuhnya normal dan masih diwarnai oleh berbagai tantangan global. Seperti krisis pangan dan transisi energi akibat konflik Rusia dan Ukraina. ”Dengan keadaan yang penuh dengan tantangan ini, bankjatim dapat mencapai kinerja keuangan di tahun buku 2022 dengan hasil yang memuaskan,” katanya saat menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban Direksi Perseroan untuk Tahun Buku 2022.

 

Busrul memaparkan, total aset bankjatim sampai akhir Desember 2022 mencapai Rp 103,03 triliun atau tumbuh 2,29% dibandingkan tahun sebelumnya. Kemudian, untuk laba bersih bankjatim tahun 2022 berada di angka Rp 1,54 triliun atau tumbuh 1,30% (YoY). ”Ekspansi kredit yang kami berikan juga tak luput dari peningkatan. Bankjatim telah sukses menggelontorkan kredit sebesar Rp 46,20 triliun atau naik 8,06% dibandingkan tahun 2021,” ungkapnya.

 

Peningkatan penyaluran kredit tersebut terjadi di seluruh segmen. Hal tersebut sejalan dengan pemulihan ekonomi di berbagai sektor. Kredit di sektor UMKM menjadi penyumbang kenaikan tertinggi yaitu mengalami peningkatan sebesar 26,24% (YoY) atau tercatat Rp 6,34 triliun hingga akhir 2022. Kemudian portofolio kredit komersial juga mengalami peningkatan sebesar 7,02% atau tercatat Rp 11,20 triliun. Yang lebih menggembirakan lagi, capaian kredit di sektor konsumsi juga naik signifikan dimana tumbuh sebesar 5,11% atau tercatat Rp 28,65 triliun.