Saham MNC Grup Masuk Pemantauan Khusus, Begini Dalih Manajemen
Gambar logo MNC di gedung MNC
EmitenNews.com - Empat emiten Grup MNC, yakni PT MNC Vision Networks Tbk (IPTV), PT MNC Asia Holding Tbk (BHIT), PT MNC Kapital Indonesia Tbk (BCAP), dan PT MNC Energy Investments Tbk (IATA), memberikan pernyataan resmi setelah masuk ke dalam Full Call Auction atau papan pemantauan khusus Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 31 Mei 2024.
Keempat emiten ini terpantau masuk ke dalam kriteria I papan pemantauan khusus, yang menunjukkan bahwa harga rata-rata saham mereka selama enam bulan terakhir di Pasar Reguler dan/atau Pasar Reguler Periodic Call Auction kurang dari Rp 51,00.
PT MNC Asia Holding Tbk (BHIT) menyatakan bahwa perusahaan menyadari penurunan harga saham yang disebabkan oleh penerapan sistem Full Call Auction. Namun, manajemen menegaskan bahwa masuknya perusahaan ke Papan Pemantauan Khusus ini tidak mencerminkan fundamental perusahaan.
MNC Asia Holding menegaskan bahwa secara fundamental, perusahaan berada dalam kondisi yang sangat baik dengan fokus pada empat bisnis strategis: Media dan Hiburan, Jasa Keuangan, Hospitality, dan Energi.
"Kami memahami fluktuasi tersebut dapat menimbulkan kekhawatiran bagi para investor," tulis manajemen BHIT dalam keterangannya.
Selanjutnya, manajemen PT MNC Kapital Indonesia Tbk (BCAP) juga menegaskan bahwa kondisi fundamental perusahaan sangat baik meskipun masuk ke dalam Papan Pemantauan Khusus. Perusahaan mempercepat ekspansi bisnis dengan memperbanyak kemitraan berbasis transaksi dan white labeling.
Menurut MNC Kapital, strategi kemitraan ini efektif dalam menangkap peluang bisnis dan pelanggan baru, meningkatkan nilai merek, memperkaya ragam produk dan layanan, serta mendorong volume transaksi yang pada akhirnya berujung pada pertumbuhan kinerja perseroan secara berkelanjutan ke depan.
"Kami akan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk mengembalikan BCAP ke Papan Utama," tegas manajemen BCAP dalam keterangannya.
PT MNC Energy Investments Tbk (IATA) juga memberikan klarifikasi serupa. Manajemen IATA menegaskan bahwa masuknya perusahaan ke dalam Papan Pemantauan Khusus tidak mencerminkan fundamental perusahaan. IATA menjelaskan bahwa produksi batu bara saat ini meningkat, dan perusahaan terus mengembangkan kontrak penjualan serta mencari peluang untuk mengakuisisi tambang baru.
Selain itu, IATA mempertimbangkan prospek di bidang energi terbarukan dan memastikan efisiensi dalam setiap aktivitas bisnis untuk menghasilkan pertumbuhan kinerja yang berkelanjutan.
"Kuatnya fundamental yang dipaparkan di atas membangun kepercayaan diri investor. Perseroan yakin hal ini akan segera terselesaikan," kata manajemen IATA dalam keterangan resminya.
PT MNC Vision Networks Tbk (IPTV) juga menyatakan hal yang sama. IPTV dengan tegas mengupayakan berbagai langkah proaktif demi menjaga kepentingan seluruh pelaku pasar modal selama periode ini dan diharapkan upaya ini akan membuahkan hasil positif dalam jangka panjang.
"Untuk meyakinkan keberlanjutan pemegang saham dan komitmen IPTV untuk kepentingan semua pihak," pungkas manajemen IPTV.
Related News
RUPSLB Mitra Tirta Buwana (SOUL) Pertahankan Dirut Ardianto Wibowo
Timah (TINS) Paparkan Kinerja Kuartal III 2024, Ini Detailnya
RMK Energy (RMKE) Tingkatkan Volume Jasa dan Penjualan Batu Bara
Golden Eagle (SMMT) Targetkan Penjualan Rp561,3M Tahun Ini
BEI Buka Gembok Saham KLIN Setelah Tiga Pekan Kena Suspensi
Entitas Lautan Luas (LTLS) Raih Fasilitasi Pembiayaan Rp40M