EmitenNews.com - Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari Januari hingga 31 Oktober 2024 mencapai Rp246,58 triliun. Jumlah itu sekitar 88 persen dari target penyaluran KUR tahun ini sebesar Rp280 triliun.


Di tahun 2023, realiasi penyaluran KUR sebesar Rp260 triliun. Capaiannya meleset dari target sebesar Rp297 triliun.


"Di tahun 2023 kita memang belum mencapai target. Tapi di tahun 2024, mudah-mudahan target 280 triliun bisa kita capai," kata Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian, Ferry Irawan, dalam kegiatan 'KUR Meets The Press', di Jakarta, Rabu (13/11/2024).


Sementara, jumlah debitur KUR hingga 31 Oktober 2024 sebanyak 4,2 juta debitur. Jumlahnya menurun dibandingkan jumlah debitur tahun 2023 yang tercatat sebanyak 4,6 juta debitur.


Menurut Ferry, di tahun ini jumlah debitur baru bertambah 1,9 juta dari target 2,49 juta baru. Sehingga terjadi kenaikan debitur baru hingga 113 persen.


Sedangkan debitur graduasi targetnya 1,16 juta. Debitur graduasi merupakan debitur yang sudah berkembang dan sebenarnya sudah dapat mengakses kredit komersial.


"Sekitar 49 persen debitur KUR tahun 2024, sudah bergraduasi ke skema pembiayaan yang lebih tinggi. Yakni pembiayaan atau kredit komersil," ujarnya.


Ferry juga menyebutkan, 57 persen KUR disalurkan untuk sektor produksi. Sebanyak 1,3 persen KUR disalurkan ke daerah Tertinggal, Terdepan dan Terluar (3T).


"Penyaluran KUR juga menunjukkan keberpihakan pada pelaku usaha perempuan. Ini terlihat dari data 49 persen debitur KUR adalah perempuan," kata dia.


Program KUR berdasarkan laporan Kemenko Perekonomian, juga memberikan kontribusi pada pertumbuhan ekonomi. Proporsinya sekitar 1,24 persen terhadap Produk Domestik Bruto.


"Penyaluran KUR pun telah menyerap 9,3 juta tenaga kerja baru. Dari laporan BRIN, satu debitur KUR bisa menyerap tiga orang pekerja," ujar Ferry menutup keterangannya.(*)