EmitenNews.com - Indeks di bursa Wall Street kembali ditutup melemah akibat kenaikan yield obligasi dan kekhawatiran akan perlambatan ekonomi. Pelemahan terjadi setelah dirilisnya risalah rapat The Fed pada bulan lalu yang mengindikasikan seberapa cepat The Fed akan memperketat kebijakan moneternya dalam rangka meredam laju inflasi.


Dalam risalah rapat tersebut, pada umumnya pejabat The Fed sepakat untuk mengurangi surat utang dalam neracanya sebesar USD95 miliar per bulan.


The Fed juga mempertimbangkan untuk menaikkan suku bunga lebih dari 0,25%.


Yield US-Treasury dengan tenor 10 tahun naik pada level 2,65%, yang merupakan level tertinggi dalam tiga tahun terakhir.


"Investor beralih dari saham sektor teknologi yang mendapatkan dampak negatif dari kenaikan suku bunga ke sektor yang lebih stabil pertumbuhan labanya seperti sektor konsumer, utilitas dan kesehatan," kata analis Waterfront Sekuritas, Ratna Lim.


Sementara itu harga minyak mentah melemah akibat data cadangan minyak AS yang mengalami kenaikan serta berita IEA akan merilis cadangan minyak sebanyak 120 juta barel, termasuk 60 juta barel dari AS.


IHSG pada perdagangan Rabu 6 April 2022 ditutup melemah 0,62% pada level 7.104. Saham sektor transportasi mengalami koreksi terbesar, sedangkan saham sektor teknologi membukukan kenaikan terbesar.


Investor asing net buy Rp708,21 miliar, termasuk transaksi di pasar negosiasi atas saham HEAL dengan net sell asing sebesar Rp114,74 miliar dan net buy asing atas saham BBCA senilai Rp183,89 miliar.


Pada perdagangan hari ini Waterfront memperkirakan IHSG akan bergerak pada kisaran support 7060/7040 dan resistance 7150/7170. Saham yang direkomendasikan adalah ASII, EXCL, EMTK, ADRO, INDY, HRUM, dan UNTR.(fj)