EmitenNews.com -Emiten mengelola bisnis hilir kelapa sawit seperti pemurnian dan perdagangan minyak kelapa sawit dan turunannya, PT Citra Borneo Utama Tbk (CBUT) berhasil membukukan penjualan yang sangat baik di paruh pertama tahun 2024.

Berdasarkan data keuangan CBUT yang disampaikan pada laman BEI, Kamis (29/8/2024). Penjualan tumbuh 6,95 persen per 30 Juni 2024, jadi Rp4,79 triliun dari periode sama tahun 2023 yang tercatat Rp4,48 triliun.

Rincian penjualan neto dengan jumlah kumulatif individual masing-masing yang melebihi 10% dari total penjualan neto Perusahaan adalah kepada pihak berelasi Borneo Agri Resources International Pte., Ltd. senilai Rp2,94 triliun atau setara 61 persen dan kepada pihak ketiga yaitu PT Olam Global Agri Pte,.Ltd Rp597,72 miliar setara 12 persen.

Kepada mereka berdua, CBUT membukukan penjualan setara 73 persen atau Rp3,53 triliun dan sisanya terjual kepada pihak ketiga dengan nilai lebih kecil. Sehingga total penjualan mencapai Rp4,79 triliun.

Sedangkan berdasarkan jenis produksinya, Palm olein menjadi salah satu yang terbesar memberikan kontribusi dengan nilai mencapai Rp1,94 triliun, disusul oleh penjualan Palm stearin Rp503,67 miliar, lalu Refine, bleached and deodorized palm oil (RBDPO) senilai Rp303,44 miliar, penjualan asam lemak sawit distilat Rp53,54 miliar dan penjualan lain-;ain Rp1,99 triliun.

Sedangkan dalam laporan tahunannya, untuk tahun 2024, Perseroan memproyeksikan dapat membukukan total penjualan sebesar Rp13,81 triliun, atau mencapai 34% terhadap realisasi tahun 2023 sebesar Rp10,31 triliun. Sementara, laba bersih Perseroan untuk tahun 2024, diproyeksikan sebesar Rp349,74 miliar, atau mencapai 142% terhadap realisasi tahun 2023, sebesar Rp144,24 miliar. Hal tersebut terutama disebabkan oleh peningkatan utilisasi produksi dan penambahan kapasitas produksi dengan beroperasinya refinery plant ke 2.

Adapun dari sisi Produksi, di tahun 2024, diproyeksikan sebesar 1.079.726 MT atau mencapai 38% terhadap realisasi tahun 2023, sebesar 781.535 MT. Hal ini disebabkan oleh peningkatan utilisasi produksi dan penambahan kapasitas produksi dengan beroperasinya refinery plant ke 2.

Sementara total Dividen diproyeksikan sebesar Rp69.94 miliar di tahun 2024, atau mencapai 142% terhadap realisasi tahun 2023 sebesar Rp28.849 juta. Hal tersebut dikarenakan atas peningkatan laba bersih di proyeksi tahun 2024.

Pada tahun 2024, sebagian besar lembaga seperti World Bank menetapkan pertumbuhan ekonomi Indonesia masih tetap stabil dikisaran 4,9%, ADB dan IMF sebesar 5,0% serta OECD sebesar 5,2%. Eskalasi geopolitik global kian memanas. Disaat eskalasi laut hitam yang belum mereda akibat perang Rusia dan Ukraina yang juga memberikan dampak besar pada pasokan beberapa komoditas strategis di pasar global, kini dunia juga harus menghadapi eskalasi geopolitik di laut merah akibat perang Israel dan Palestina yang juga diperkirakan dapat memberikan dampak besar terhadap pasokan komoditas mengingat laut merah merupakan jalur strategis perdagangan global.

Sementara negara berkembang yang mengekspor komoditas menghadapi serangkaian tantangan lonjakan komoditas. Salah satu penopang pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2023, adalah kelapa sawit, yang merupakan salah satu komoditas perkebunan unggulan nasional. Dari sisi harga komoditas, volatilitas tidak hanya dipengaruhi oleh faktor ekonomi supply dan demand, namun juga faktor politik dan perang ikut mengambil peranan. Secara keseluruhan, beberapa komoditas yang penting bagi ekonomi Indonesia menunjukkan koreksi yang cukup signifikan.

Industri kelapa sawit Indonesia masih harus menghadapi berbagai tantangan di tahun 2024. Dari sisi ekonomi global, ketidakpastian masih membayangi pertumbuhan ekonomi global khususnya negara-negara maju. USA masih dilanda inflasi yang di atas target, China sebagai salah satu konsumen terbesar 2 minyak sawit juga masih bergulat dengan pelemahan ekonomi pasca COVID-19, begitu juga dengan Eropa dimana kondisi ekonominya melemah dengan defisit fiskal yang meningkat diiringi inflasi yang masih tinggi.

Adapun, Perseroan berdasarkan laporan tahunannya menyatakan masih memiliki potensi besar dalam meningkatkan bisnis hilir minyak sawit di pasar dalam negeri maupun di pasar dunia. Untuk menunjang keberhasilan bisnis hilir minyak sawit, Perseroan perlu didukung oleh Direksi dalam mengatur tata kelola organisasi, manajemen risiko Perseroan dan kepatuhan terhadap peraturan secara menyeluruh. Serta meningkatkan peran Sumber Daya Manusia sebagai aset utama agar dapat tumbuh dengan perolehan pasar yang lebih luas. Perseroan optimis dalam industri sawit memiliki prospek usaha yang kedepannya akan terus meningkat, terbukti hilirisasi sawit dengan teknologi saat ini nilai usahanya di tahun 2023 mencapai USD38,4 miliar.