EmitenNews.com - PT Kapuas Prima Coal Tbk (ZINC) giat mewujudkan komitmen terhadap program hilirisasi yang dicanangkan pemerintah. Emiten produsen logam dasar tersebut telah merealisasikan total investasi senilai USD30,2 juta untuk membangun smelter timbal dan smelter seng. Keseriusan Perseroan dalam melaksanakan hilirisasi telah membuahkan izin relaksasi ekspor mineral mentah hingga Mei 2024 untuk kedua komoditinya.


“Komitmen kami dalam melaksanakan program hilirisasi yang dicanangkan pemerintah sudah tidak perlu diragukan lagi. Izin relaksasi ekspor mineral mentah yang kami dapatkan untuk dua anak usaha ZINC merupakan bukti nyata dari kepercayaan Pemerintah terhadap komitmen Perseroan dalam mendukung program hilirisasi,” kata Direktur Utama ZINC, Harjanto Widjaja dalam rilisnya, yang diterima Rabu (28/6/2023).


Dengan diperolehnya relaksasi untuk kedua anak perusahaan yaitu PT Kapuas Prima Citra untuk ekspor timbal dan PT Kobar Lamandau Mineral untuk ekspor seng, ZINC siap menambah perolehan devisa negara melalui ekspor mineral mentah hingga satu tahun ke depan. Relaksasi ekspor tersebut juga membuat ZINC optimistis bisa mencatatkan pertumbuhan pendapatan positif tahun ini.


Di sisi lain, smelter timbal Kapuas Prima Citra yang baru mulai berproduksi dari Juni 2022, tahun ini akan terus mengoptimalkan produksinya. Komunikasi pun sudah dimulai kepada beberapa perusahaan tambang sejenis yang selama ini mematikan operasinya karena tidak boleh melakukan ekspor untuk kembali dihidupkan dan menjual hasil olahan tambangnya kepada PT Kapuas Prima Citra. Sementara smelter seng Kobar Lamandau Mineral direncanakan mulai beroperasi pada kuartal 3 tahun depan.


Hasil verifikasi Kementerian Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menunjukan, pembangunan smelter konsentrat timbal dari Kapuas Prima Citra dengan realisasi investasi mencapai USD10 juta telah selesai 100% per Mei 2022. Sedangkan pembangunan smelter seng PT Kobar Lamandau Mineral dengan realisasi investasi mencapai US$ 20,2 juta telah mencapai 89,65% per Februari 2023. (Eko Hilman). ***