Setelah Produsen Tahu Tempe, Giliran Pedagang Daging Sapi Ancam Mogok Senin Depan
EmitenNews.com - Giliran pedagang daging sapi yang mengancam mogok. Pedagang mengeluhkan harga daging sapi yang terus tinggi. Untuk itu, mereka kompak akan mengadakan aksi mogok selama lima hari, mulai Senin (28/2/2022) hingga Jumat (4/3/2022). Produsen tahu tempe yang sempat mogok selama tiga hari sebagai protes atas mahalnya harga kedelai, dipastikan Kamis (24/2/2022), kembali berproduksi, dan memenuhi pasar.
Dalam keterangannya kepada pers, Rabu (23/2/2022), Ketua Jaringan Pemotongan dan Pedagang Daging Indonesia (JAPPDI), Asnawi memastikan pedagang pasar akan mogok mulai Senin pekan depan. "Aksi libur akan dilakukan mulai Senin, 28 Februari-4 Maret 2022."
Sementara itu Ketua Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI), Abdullah Mansuri mengatakan para pedagang mengaku tidak kuat berjualan karena harga daging sapi yang terus meningkat. Karena itu, mereka memutuskan bakal melakukan mogok.
Harga daging sapi naik dari yang biasanya Rp115 ribu - Rp125 ribu per kilogram (kg) menjadi Rp160 ribu. Abdullah mengatakan, dari harga normal sudah tinggi. Harga normal sapi paha belakang Rp125 ribu. Punggung Rp115 ribu sampai Rp118 ribu.
Sejak terjadi kenaikan, harga daging sapi bagian paha belakang sudah Rp135 ribu sampai Rp160 ribu. Kenaikan harga juga terjadi untuk daging sapi murni menjadi Rp132 ribu per kg dari sebelumnya Rp115 ribu.
Sementara itu, setelah tiga hari mogok produksi, perajin tahu tempe yang tergabung dalam Paguyuban Dadi Rukun memastikan mulai Kamis (24/2/2022) kembali berproduksi. Sebelumnya mereka mogok produksi selama 3 hari sebagai protes mahalnya harga kedelai. Para perajin meminta pemerintah hadir, dan mengatasi mahalnya harga kedelai.
Dalam keterangannya Rabu (23/2/2022), Ketua Umum Paguyuban Dadi Rukun Rasjani mengatakan, mulai besok produksi tahu tempe mereka sudah ada di semua pasar. Ia mengatakan, pihaknya tidak memiliki banyak tuntutan atau permintaan ke pemerintah terkait mahalnya harga kedelai.
Para perajin hanya meminta ke pemerintah agar mau turun tangan untuk mengendalikan harga kacang kedelai impor. Mereka juga mendesak importir dan distributor kedelai impor tak seenaknya menaikkan harga.
"Pemerintah tak bisa lagi tutup mata dengan nasib kami, hanya itu permintaan kami," kata Rasjani. ***
Related News
Pascapemilu, Investor Global Kembali Pindahkan Portofolionya ke AS
Belum Berhenti, Harga Emas Antam Naik Lagi Rp12.000 per Gram
Mobil Baru Mahal,Gaikindo Ungkap Yang Bekas Penjualannya Meningkat
Distribusi Reksa Dana MONI II Kelas Income 2, Bank DBS Kolaborasi MAMI
IFG Gelar Research Dissemination 2024, Hadirkan Dosen Sejumlah PT
Sampai 19 November Rupiah Melemah 0,84 Persen dari Bulan Sebelumnya