Siap IPO, Arkora Hydro (ARKO) Pasang Harga Penawaran Awal Kisaran Rp286-Rp310 Per Saham

Ki - Ka: Wibowo Mukti Kamihadi, Deputy Director of Investment Banking PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Ismu Nugroho, Direktur Operasional & Teknik PT Arkora Hydro Tbk, Aldo Artoko, Direktur Utama PT Arkora Hydro Tbk, Ricky Hartono, Direktur Keuangan PT Arkora Hydro Tbk, Abhay Pande, Komisaris PT Arkora Hydro Tbk, dan Wientoro Prasetyo, Direktur Utama PT Lotus Andalan Sekuritas. dok. Ist.
EmitenNews.com - Manajemen PT Arkora Hydro Tbk (ARKO), calon emiten pembangkit listrik energi baru dan terbarukan (EBT) berencana melakukan penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO) sebanyak 579,900,000 saham baru pada 4-6 Juli 2022 di Bursa Efek Indonesia (BEI). Jumlah saham perseroan yang ditawarkan itu mewakili 20 persen dari modal ditempatkan dan disetor ARKO setelah IPO saham.
“Harga saham ARKO yang ditawarkan kepada publik berada di rentang Rp286 sampai Rp310 per saham. Dana segar yang berpotensi diraup ARKO antara Rp165,85 miliar sampai Rp179,77 miliar,” kata Direktur Utama ARKO, Aldo Artoko dalam siaran pers di Jakarta, Selasa (21/6/2022).
Menurut Aldo, ARKO akan menggunakan dana hasil IPO ini untuk dua keperluan. Pertama, sekitar 63 persen tambahan investasi pada anak perusahaan yang akan dimaksimalkan untuk pengembangan proyek-proyek EBT ke depan, yaitu 54 persen di PT Arkora Hydro Sulawesi (AHS), 29 persen di PT Arkora Energi Baru dan 17 persen di PT Arkora Tenaga Matahari. Kedua, sekitar 37 persen untuk pelunasan kewajiban jangka pendek.
IPO ini akan didahului dengan penawaran awal (book building) pada 20-28 Juni 2022. Saham ARKO akan dicatatkan di BEI pada 8 Juli 2022. Aldo berharap, dapat menerima pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk IPO pada 30 Juni 2022. Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek dalam IPO ARKO, yakni PT Lotus Andalan Sekuritas dan PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia.
Ke depan, Aldo meyakini, bisnis EBT masih memiliki potensi besar di Indonesia, bahkan dalam teknologi yang sudah matang seperti hidro, surya dan angin. Kehadiran hydro sudah kompetitif dengan pembangkit listrik berbahan bakar batu bara. "Pemanfaatan potensi EBT masih jauh di bawah 10 persen.
Data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menunjukkan, kapasitas energi yang digunakan setiap tahun dalam lima tahun terakhir mengalami peningkatan. Sebagian komponen utamanya atau lebih dari 60 persen dari PLTA. Total kapasitas terpasang pembangkit berbasis energi terbarukan pada periode 2015-2020 mengalami peningkatan sebesar 22,93 persen. ***
Related News

Sempat Hijau, IHSG Ditutup Turun 0,65 Persen ke Level 7.094

Thailand Sepakati Kerja Sama Investasi dengan Danantara

Bitcoin Diprediksi Terkoreksi! Sinyal Short Sell Muncul

Ekspor Kopi Olahan 2024 Tembus 196 Ribu Ton Senilai USD661,9 Juta

IHSG Naik 0,40 Persen di Sesi I, PGEO, BRPT, KLBF Top Gainers LQ45

Kapasitas Industri Keramik Nasional Capai 615 Juta M2 per Tahun