EmitenNews.com - PT Bank Amar Indonesia Tbk (AMAR) menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 12 November 2021. RUPSLB Amar Bank bertujuan untuk mematuhi peraturan OJK (POJK) No. 12/2020 yang mewajibkan Bank BUKU II menambah modal inti minimum hingga Rp2 triliun pada Desember 2021 dan Rp3 triliun pada Desember 2022. Amar Bank siap memenuhi peraturan itu, sehingga menyambut tahun 2022 penuh optimisme.


Dalam rilisnya yang dikutip Jumat (31/12/2021), Executive Vice President Finance Amar Bank, David Wirawan mengatakan, seiring dengan pemenuhan peraturan permodalan tersebut, Amar Bank telah melalui periode sembilan bulan 2021 (9M21) dengan baik. Akselerasi program vaksinasi Covid-19 pada 2021 turut berdampak pada pemulihan aktivitas bisnis, sejalan dengan peningkatan mobilitas masyarakat yang memberikan perbaikan siklus ekonomi domestik.


Kondisi positif tersebut telah memacu Amar Bank sebagai digital-only bank pertama di Indonesia, dengan dua produk unggulannya –Tunaiku (platform pinjaman digital) dan Senyumku (bank digital)– mencatatkan kinerja tetap positif selama 9M21.


Dari sisi Pinjaman hingga periode 9M21, Amar Bank mencatatkan total Pinjaman sebesar Rp2,08 triliun atau tumbuh sebesar 28,7 persen sepanjang tahun berjalan (YTD). Portofolio Pinjaman Amar Bank telah mencapai lebih dari 64 persen untuk pinjaman produktif dan mayoritas kontribusi berasal dari platform digital Tunaiku yang tercatat Rp1,7 triliun atau naik 35,4 persen YTD.


“Hal tersebut menunjukkan bahwa dari sisi penyaluran pinjaman, Amar Bank tetap bertumbuh dengan baik di tahun ini,” ujar David Wirawan, Executive Vice President Finance Amar Bank, Jumat, 31 Desember 2021.


RUPSLB menyetujui rencana Perseroan untuk melakukan penambahan modal melalui Rights Issue dengan menerbitkan saham baru sebanyak-banyaknya 20.000.000.000 saham dengan nilai nominal Rp100,00 per lembar.


Amar Bank sudah menyampaikan perihal Rights Issue kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai bentuk dari keterbukaan informasi. Pelaksanaan Rights Issue sudah memasuki periode first registration dan keseluruhan aksi korporasi Rights Issue ditargetkan dapat selesai Februari 2022. Amar Bank optimistis bisa memenuhi persyaratan modal inti minimum sebesar Rp3 triliun di tahun 2022.


Dari sisi Pendanaan hingga periode 9M21, Amar Bank mencatatkan besaran Dana Pihak Ketiga yang cenderung menurun. Dana Pihak Ketiga tercatat Rp2,1 triliun atau turun 6,9 persen YTD. Namun dengan kondisi pendanaan yang menurun, Amar Bank tetap mencatatkan CASA sebesar Rp106 miliar atau naik 31,8 persen YTD.


Terlepas penurunan dari sisi pendanaan, hal ini turut berdampak positif terhadap kinerja bisnis yang semakin optimal. Itu tercermin pada rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) yang konsisten naik (3M21: 63,6%; 6M21: 81,4%; 9M21: 97,1%). Di samping itu, total Aset berhasil tercatat sebesar Rp3,9 triliun.


David juga mengatakan bahwa pada Kuartal-III 2021, Amar Bank mencatatkan pendapatan Bunga tercatat sebesar Rp185,3 miliar atau naik 25,7 persen secara kuartalan (QoQ) dan Beban Bunga tercatat sebesar Rp50 miliar atau turun 17 persen QoQ, sehingga Amar Bank mencatatkan Pendapatan Bunga Bersih sebesar Rp135,2 miliar atau naik 55,2 persen QoQ. Biaya Operasional tercatat Rp74,8 miliar yang mayoritas dialokasikan untuk meningkatkan kegiatan pemasaran terutama secara digital.


Sepanjang periode 9M21, Amar Bank tetap berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp565 juta walaupun tercatat lebih rendah dari tahun sebelumnya (dikomparasi dengan NPL di 2020). Hal tersebut disebabkan oleh pembebanan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) yang meningkat.


Kondisi tersebut berdampak pada turunnya Non Performing Loan (NPL) September 2021 menjadi 2,93 persen, dibandingkan NPL Desember 2020 sebesar 4,80 persen. Adapun, NPL sebesar 2,93 persen masih di bawah batas maksimum yang ditetapkan regulator.


Terlepas dari segala tantangan dan risiko dari kondisi Pandemi COVID-19, rasio likuiditas tetap solid hingga September 2021. Tercatat LCR sebesar 1,979 persen yang menunjukkan likuiditas Amar Bank masih tergolong baik dan CAR tercatat di posisi yang kuat sebesar 31,2 persen, jauh di atas ketentuan regulasi yaitu sebesar 24,5 persen.


Hal tersebut membuat Amar Bank masih memiliki ruang lebih besar untuk menyalurkan kredit, tentunya dengan tetap mengedepankan asas kehati-hatian seiring konsumsi masyarakat yang perlahan turut meningkat. Dengan begitu, kinerja penyaluran pinjaman yang semakin efektif dan posisi likuiditas yang tetap solid membuat Amar Bank optimis untuk terus bertumbuh ke depan. ***