EmitenNews - Anda pernah terkena covid-19 dan harus menjalani isolasi ? Jika pernah, jangan kaget jika setelah sembuh dan hasil tes dinyatakan negatif ada yang masih merasakan suatu gejala tidak beres dalam waktu lama. Itu yang biasa disebut long covid.


Terkait dengan ini Ketua Satgas Covid-19 PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Prof Zubairi Djoerban, memberikan kuliah twit bersambung (kultwit) atau thread menjelaskan soal long covid yang sebutannya sudah diganti menjadi Post Acute Sequelae of SARS-CoV-2 (PASC).


"Studi menunjukkan bahwa 1 dari 3 yang terinfeksi SARS-CoV-2 akan mengalami PASC, termasuk mereka yang tidak memiliki gejala awal penyakit covid-19," ungkapnya.


Zubairi menjelaskan, PASC adalah suatu penyakit yang ditandai dengan gejala sisa (sequelae) atau kerusakan setelah kesembuhan. Penyakit itu “menetap” setelah masa sembuh dari infeksi covid-19. Gejala sisa ini diketahui bisa dialami dalam jangka panjang oleh penyintas covid-19.


"Biasanya gejala covid-19 itu menghilang sekitar 2-4 minggu setelah dinyatakan sembuh. Namun ada sekelompok orang yang masih mengalami gejala-gejala covid-19 selama satu bulan sampai dengan beberapa bulan. Dan itu cukup banyak. Bisa sekitar 20 persen," katanya.


Siapa-siapa saja yang berisiko PASC?
Dari studi didapati bahwa sekitar 10 persen yang mengalami PASC adalah orang dewasa yang berusia 49 atau lebih muda. Mereka mengalami gejala-gejala covid-19 pada hari ke-28 dan seterusnya—yang seharusnya sudah hilang.


Persentase ini naik menjadi 22 persen untuk usia lanjut, yaitu orang yang berusia di atas 70. "Dus, seseorang dengan gejala covid-19 yang berat, juga akan berisiko mengalami PASC ini," sambungnya.


Dokter spesialis penyakit dalam dan konsultan hematologi onkologi RS Kramat 128 ini menyebut ada lima gejala spesifik penyintas covid-19 yang berisiko mengalami PASC. Yakni kerap merasa fatigue (capek), sakit kepala berat, napas pendek (dispnea), suara serak, dan nyeri otot. Ini keluhan-keluhan yang menurutnya mungkin sekali akan berlanjut menjadi jangka panjang.


Apakah pengobatan yang standar cukup untuk atasi PASC? Menurut Prof Zubairi, tidak. "Kalau sering sesak, dokter memang akan memberikan inhalasi. Namun, obat-obat inhalasi saja tidak cukup kalau tidak disertai hidup sehat," tegasnya.


Untuk mengatasi gejala ini penyintas covid-19 harus mengimbanginya dengan olahraga, makan sayur dan buah, berupaya menghindari debu, rokok, asap sampah atau apapun yang memudahkan timbulnya batuk dan sesak. Sebagai tambahan, ada baiknya berkonsultasi dengan dokter untuk tindakan yang tepat untuk pemulihan diri.(*)