EmitenNews.com - Tekad Indonesia, menjadi penentu harga Crude Palm Oil (CPO). Agar Indonesia menjadi price center atau penentu harga CPO global, menurut Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto, pemerintah telah menyiapkan roadmap hilirisasi produk kelapa sawit. Industri kelapa sawit berkontribusi pada ekspor nasional 15,6 persen dari total ekspor 2020, dan jadi salah satu penyumbang devisa meskipun di masa pandemi. Kontribusi itu ikut disumbangkan oleh PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS).


“Roadmap hilirisasi telah disiapkan, antara lain peningkatan produktivitas, penunjang kegiatan hilir seperti oleofood, oleokimia dan biofuel, penciptaan ekosistem, tata kelola, capacity building dan pengembangan teknologi untuk pengembangan usaha kelapa sawit,” kata Airlangga Hartarto seperti dikutip Antara, Jakarta, Sabtu (13/11/2021).


Kita tahu, kelapa sawit salah satu komoditas dari sektor pertanian yang memiliki daya tahan dan yang ikut serta menopang pertumbuhan ekonomi di kuartal III tahun 2021. Industri kelapa sawit juga berkontribusi dalam penciptaan lapangan kerja baik langsung maupun tidak langsung.


Karena itu, pemerintah memiliki visi agar industri sawit Indonesia dapat menjadi produsen sawit terbesar dan mendorong hilirisasi atau pengembangan produk turunannya. Dengan luasan lahan 10 persen dari total global land bank for vegetable oil, Indonesia mampu menjadi negara produsen kelapa sawit terbesar dan menguasai 55 persen pangsa pasar minyak sawit dunia ataupun minyak nabati.


Selain itu Indonesia juga mampu menghasilkan 40 persen dari total minyak nabati dunia yang sangat berperan penting dalam konteks ketahanan pangan di dunia.


Airlangga Hartarto merinci, industri kelapa sawit berkontribusi pada ekspor nasional sebesar 15,6 persen dari total ekspor di tahun 2020. Nilai tersebut tentu menjadi salah satu penyumbang devisa yang secara konsisten terus meningkat meskipun di masa pandemi.


Salah satu perusahaan perkebunan, dan industri kelapa sawit yang menunjukkan kinerja bagus di tengah pandemi Covid-19 adalah PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS). Emiten perkebunan dan pengolahan kelapa sawit ini, mencatatkan peningkatan pendapatan 22,4 persen sepanjang tahun 2020.


Kepada EmitenNews, Sabtu (13/11/2021), Chief Financial Officer (CFO) SSMS, Hartono Jap, menyebutkan, sepanjang enam bulan pertama tahun 2021, SSMS mencatatkan laba bersih Rp696,33 miliar atau naik 592,11 persen dari laba Rp100,61 miliar tahun sebelumnya.


Hartono menunjukkan data laporan keuangan SSMS yang diterbitkan, Kamis (30/9/2021), perseroan meraih pendapatan Rp2,34 triliun hingga periode 30 Juni 2021. Terjadi peningkatan 32,09 persen dari pendapatan Rp 1,77 triliun di periode yang sama tahun sebelumnya.


Dengan begitu per 30 Juni 2021 laba bruto SSMS naik 25,87 persen menjadi Rp1,01 triliun dari laba bruto Rp 805,53 miliar. Laba usaha diraih sebesar Rp679,12 miliar naik 73,05 persen dari laba usaha Rp 392,44 miliar tahun sebelumnya.


Namun,  Hartono menekankan, perseroan membukukan pendapatan keuangan senilai Rp439,93 miliar, yang berarti naik 207,77 persen dari keuntungan keuangan periode sama tahun sebelumnya Rp142,94 miliar. ***