Siapkan Rp752 Miliar, PTKS (KRAS) Buka Program Pensiun Dini Karyawan
Ilustrasi PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) menawarkan program pensiun dini melalui skema golden handshake untuk karyawan. Dana kompensasi program PHK sukarela tersebut bersumber dari penyertaan pinjaman PT Danantara Asset Management senilai Rp752,80 miliar. Dok. Krakatau Steel.
EmitenNews.com - Terbuka peluang bagi karyawan PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) mengikuti program pensiun dini melalui skema golden handshake. Dana kompensasi program PHK sukarela tersebut bersumber dari penyertaan pinjaman PT Danantara Asset Management senilai Rp752,80 miliar.
Dalam keterangan manajemen seperti dikutip Jumat (26/12/2025), disebutkan Golden handshake merupakan paket kompensasi dari perusahaan kepada karyawan yang mengundurkan diri secara sukarela. Skema ini umumnya mencakup pesangon besar, ditambah tunjangan pensiun tambahan hingga manfaat lain, seperti kepesertaan asuransi atau program pengembangan karier.
Dalam laporan keuangan kuartal ketiga 2025 perseroan, per 30 September 2025, tercatat jumlah karyawan Krakatau Steel dan entitas anak sebanyak 3.878 orang. Ada penurunan dibandingkan 31 Desember 2024 yang mencapai 4.087 karyawan. Pada pos arus kas dari aktivitas operasi, perseroan mencatat pengeluaran Pembayaran kepada Karyawan sebesar USD57,70 juta atau setara Rp963,21 miliar.
Penting diketahui, berkaitan dengan restrukturisasi dan penyehatan keuangan, perseroan menempuh pengurangan jumlah karyawan secara sukarela untuk menekan beban pengeluaran tersebut. Krakatau Steel telah memperoleh persetujuan pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) atas penyertaan pinjaman senilai Rp4,93 triliun dari PT Danantara Asset Management.
Dana tersebut untuk mendukung proses restrukturisasi sebagai bagian dari upaya penyehatan keuangan perseroan. Nilai pinjaman ini lebih rendah dibandingkan tambahan modal yang sempat diajukan sebelumnya sebesar Rp8,35 triliun.
Pinjaman tersebut terbagi dalam dua skema. Pertama, pinjaman modal kerja Rp4,18 triliun dengan tenor minimal lima tahun. Kedua, pinjaman Rp752,80 miliar untuk pendanaan program pengunduran diri secara sukarela melalui skema golden handshake serta program penyehatan Dana Pensiun Krakatau Steel melalui mekanisme lump sum window dengan tenor minimal enam tahun.
Penyertaan pinjaman memperkuat likuiditas perseroan sehingga kegiatan optimal
Penyertaan pinjaman ini akan memperkuat likuiditas perseroan sehingga kegiatan operasional dapat berjalan lebih optimal. Dampaknya diharapkan terlihat pada penurunan biaya produksi sekaligus peningkatan daya saing produk baja KRAS. “Perseroan juga dapat mengoptimalkan volume produksi dan penjualan, yang akan berkontribusi terhadap penguatan kemandirian industri baja nasional dan mengurangi ketergantungan industri hilir terhadap baja impor.” Demikian manajemen Krakatau Steel dalam keterbukaan informasi BEI, Rabu (24/12/2025).
Selain itu, peningkatan penjualan dinilai mendukung pemenuhan ketentuan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) pada produk turunan baja yang digunakan dalam berbagai proyek pembangunan infrastruktur di Indonesia. Langkah ini sejalan dengan program prioritas pemerintah dalam percepatan hilirisasi industri.
Mengenai penggunaan dana pinjaman difokuskan pada dua kebutuhan utama. Pertama, untuk modal kerja Rp4,18 triliun untuk membeli bahan baku pabrik Hot Strip Mill (HSM), pabrik cold rolled coil (CRC) serta mendukung pemenuhan bahan baku pabrik pipa.
Kedua, program efisiensi melalui pelaksanaan golden handshake dan penyehatan Dana Pensiun Krakatau Steel melalui mekanisme lump sum window senilai Rp752,80 miliar.
Kinerja Keuangan KRAS hingga Kuartal III 2025 mencatat laba bersih USD22,17 juta atau setara Rp370,19 miliar (kurs Rp16.692) hingga kuartal ketiga tahun 2025 ini. Tahun lalu perseroan mencatat keruguan USD185,22 juta.
KRAS mampu membalikkan rugi menjadi laba, salah satunya karena adanya pos laba atas penyelesaian kewajiban dipercepat dengan keringanan atas utang restrukturisasi mencapai USD156,74 juta.
PTKS membukukan pendapatan usaha sebesar USD706,08 juta, naik 7,39% dibandingkan periode yang sama tahun lalu USD657,52 juta. Pendapatan perseroan berasal dari produk baja lokal sebesar USD483,55 juta dan produk baja luar negeri sebesar USD40,01 juta.
Pendapatan dari produk nonbaja, terdiri atas sarana infrastruktur sebesar USD161,38 juta, rekayasa dan konstruksi sebesar USD7,12 juta dan jasa lainnya USD14 juta. ***
Related News
Chengdong Jual 3,7 Miliar Saham BUMI, Kepemilikan Turun ke 5,99 Persen
KOBX Distribusi Perdana Dump Truck Hybrid ke Pelanggan
IMJS Gelontorkan Tambahan Modal Rp499,28 Miliar ke Indorent
Setop Buyback Saham OMED, Emiten Alkes Habiskan Rp4,88 Miliar
Surat UMA BEI Melonjak Drastis, Saham Liar Makin Banyak?
Komisaris Paperocks Tambah Lagi 500 Ribu Saham PPRI di Harga Pasar





