EmitenNews.com - Hujan deras disertai angin kencang menerjang Nusa Tenggara Timur (NTT), hingga Minggu (4/4/2021) tengah malam. Informasi yang dikumpulkan Senin (5/4/2021), menunjukkan lebih dari 734 rumah warga rusak akibat banjir, longsor dan terjangan angin kencang. Dari 734 kepala keluarga ada 2.190 jiwa terdampak, sehingga Kota Kupang, menyatakan status tanggap darurat. BMKG telah menerbitkan peringatan dini atas potensi cuaca ekstrem siklon tropis Seroja di wilayah itu.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Kupang, Jemmy Didok, menuturkan status tanggap darurat tersebut dikeluarkan karena korban terdampak bencana terus bertambah. Repotnya, karena BPBD Kota Kupang tidak memiliki dana tanggap darurat, selain mengalami keterbatasan personel.
Akibat hujan disertai angin kencang mengakibatkan ruas Jalan Timor Raya Kota Kupang, terendam air setinggi hampir 50 centimeter. Jalan Trans Timor itu, ditutupi air laut yang naik ke jalan raya. Daerah Kelurahan Oesapa hingga Kelurahan Lasiana mengalami banjir akibat naiknya air laut. Minggu tengah malam, air menutupi seluruh Jalan Timor Raya di kilometer 10 hingga 35. Bahkan pada Km 30, diterjang banjir bandang dengan arus air cukup deras. Kondisinya semakin diperparah dengan naiknya air laut yang berada sekitar 200 dari beberapa ruas jalan Timor Raya.
Rumah-rumah warga di wilayah Noelbaki, Oesao dan Naibonat juga diterjang banjir bandang. Ratusan warga telah mengungsi ke tempat yang aman, meski sebagian lagi masih tetap bertahan. Daerah terparah adalah kampung Nelayan Oesapa. Air setinggi 80 centimeter menggenangi ratusan rumah warga. Kondisinya semakin diperparah dengan naiknya air laut di pesisir pantai Oesapa. Suasana makin mencekam karena lampu di Kota Kupang turut padam, sehingga membuat warga ibu kota provinsi NTT itu khawatir. Apalagi air laut juga telah naik sekitar tujuh meter ke permukiman warga.
Siklon tropis Seroja
Dalam konferensi pers secara virtual pada Minggu malam, Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati telah menerbitkan peringatan dini atas potensi cuaca ekstrem di Nusa Tenggara Timur. Ia memaparkan mengenai pembentukan siklon tropis Seroja yang bisa memicu cuaca ekstrem dan menimbulkan bencana hidrometeorologi di wilayah yang dipimpin Gubernur Viktor Bungtilu Laiskodat itu. Siklon tropis yang semula tercatat sebagai bibit siklon tropis 99S itu, kemudian disebut Seroja, sesuai urutan nama dari BMKG secara internasional.
Mewaspadai potensi dari dampak siklon Seroja itu, Dwikorita meminta seluruh pemangku kepentingan memperhatikan keselamatan warga, terutama di pulau-pulau yang ada di NTT. Pusaran anginnya, kata dia, mencapai 85 kilometer per jam agar benar-benar diwaspadai untuk memastikan masyarakat terlindungi. “Masyarakat harus dipastikan aman. Semoga tidak terjadi korban jiwa."
Sebenarnya, sejak Jumat (2/4/2021), BMKG telah mendeteksi keberadaan bibit siklon tropis 99S yang mulai terbentuk di sekitar Laut Sawu, NTT. Itulah yang kemudian memicu cuaca ekstrem di sana sejak tiga hari terakhir, dan kemudian berdampak pada terjadinya bencana hidrometeorologi di beberapa wilayah.
Sesuai perkembangan yang ada, secara spesifik di wilayah NTT, BMKG menetapkan status potensi wilayah terdampak banjir kurun waktu 5-6 April 2021 adalah Kupang dan Rote Ndao (siaga). Kemudian berstatus waspada, Timor Tengah Utara, Timor Tengah Selatan, Sumba Timur, Ende, Sikka, Flores Timur, dan Lembata.
Related News
Kupas Tuntas Strategi Indonesia Hadapi Tantangan Ekonomi 2025
Indonesia, Tantangan Pemberantasan Korupsi Butuh Komitmen Pemerintah
Dari CEO Forum Inggris, Presiden Raih Komitmen Investasi USD8,5 Miliar
Menteri LH Ungkap Indonesia Mulai Perdagangan Karbon Awal 2025
Polda Dalami Kasus Kabag Ops Tembak Kasat Reskrim Polres Solok Selatan
Ini Peran PTPP Dalam Percepatan Penyelesaian Jalan Tol Jelang Nataru