EmitenNews.com - Calon presiden Anies Rasyid Baswedan mengungkapkan selama beberapa tahun ini di Indonesia terjadi deindustrialisasi pada kontribusi terhadap perekonomian secara signifikan. Misalnya kontribusi industri manufaktur terhadap PDB yang di tahun 2014 mencapai 29%, di tahun 2022 tinggal 16%.


"Justru kita mengalami deindustrialisasi. Kita mendorong reindustrialisasi berkelanjutan," katanya saat menyampaikan visi-misinya pada Dialog APINDO - Capres 2024 Roadmap Perekonomian Indonesia 2024-2029 di Jakarta, Senin 11 Desember 2023.


Menanggapi ini Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan iklim usaha di Indonesia masih kondusif. Tercemin dari aktivitas industri manufaktur yang semakin bergeliat, meski di tengah melambatnya ekonomi global. Berbagai data dan indikator menunjukkan bahwa kinerja industri manufaktur di tanah air mengalami tren yang positif hingga akhir tahun 2023.


“Secara konsisten, kontribusi sektor industri manufaktur terhadap PDB nasional masih yang tertinggi. Misalnya, pada triwulan III tahun 2023, memberikan sumbangsih hingga 18,75 persen. Artinya, industri manufaktur masih berperan penting dalam menopang pertumbuhan ekonomi nasional,” katanya di Jakarta, Rabu (13/12).


Menperin juga menyampaikan, industri pengolahan tumbuh sebesar 5,20 persen pada triwulan III-2023 (y-on-y), melampaui pertumbuhan ekonomi yang mencapai 4,94 persen pada periode yang sama. “Bahkan, jika melihat data investasi di Indonesia, industri manufaktur berkontribusi hingga 40 persen. Selanjutnya, kontribusi industri manufaktur terhadap ekspor nasional mencapai 73 persen,” sebutnya.


Merujuk data-data tersebut, Menperin menegaskan bahwa Indonesia tidak sedang mengalami kondisi deindustrialisasi.


“Saya juga ingin menyampaikan data lain yang memperkuat bahwa Indonesia sedang mengalami ekspansi dari sektor industri manufakturnya, yakni hasil Indeks Kepercayaan Industri (IKI) yang dirilis oleh Kementerian Perindustrian pada bulan November 2023 menunjukkan angka sebesar 52,43 atau meningkat 1,73 poin dibandingkan Oktober 2023,” paparnya.


Sepanjang IKI dilansir oleh Kemenperin sejak November 2022 lalu, angkanya selalu berada di atas level 50 yang menandakan dalam fase ekspansi. Capaian positif ini juga sejalan dengan hasil Purchasing Manager’s Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang bertahan hingga 27 bulan terakhir berturut-turut berada di atas poin 50 yang juga menandakan bahwa dalam fase ekspansi.


“Capaian ini menjadi rekor bagi kita karena selama 27 bulan berada di tahap ekspansi. Dan, hanya ada dua negara di dunia yang mencatatkan PMI di atas level 50 selama 25 bulan berturut turut, yakni Indonesia dan India. Ini melampaui dari negara-negara industri lainnya seperti China, Jepang, Korea, dan Amerika,” sebut Agus.


S&P Global melaporkan, PMI Manufaktur Indonesia pada Novemer 2023 menguat ke level 51,7 atau meningkat 0,2 poin dari Oktober 2023 yang berada di posisi 51,5. “Melalui kinerja yang gemilang ini, tentu kami akan terus berupaya maksimal untuk semakin meningkatkan performa sektor industri manufaktur, termasuk mengembalikan kontribusi terhadap PDB nasional hingga 20 persen,” tutur Agus.


Krisna Gupta, peneliti dari Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) dan M. Rizki Pratama, dosen Kebijakan Publik di Universitas Brawijaya untuk memeriksa kebenaran klaim Anies tersebut membenarkan bahwa kontribusi industri pengolahan terhadap perekonomian turun terus jika diukur dalam persentase terhadap PDB.


"Namun, ukuran ini bisa memberikan kita kekeliruan dalam analisis, karena kontribusi juga akan turun jika sektor lain tumbuh lebih cepat," tulisnya dalam artikel hasil kolaborasi program Panel Ahli Cek Fakta The Conversation Indonesia bersama Kompas.com dan Tempo.co.


Kita tak mungkin mengerem laju pertumbuhan sektor lain untuk mencegah menurunnya kontribusi industri manufaktur terhadap PDB. Dengan kata lain, persentase terhadap PDB saja tidak dapat kita jadikan satu-satunya indikator untuk menghakimi apakah terjadi deindustrialisasi atau tidak.


Tapi keduanya membenarkan bahwa pernyataan Indonesia tengah mengalami deindustrialisasi patut menjadi perhatian bersama. Sebab tren menunjukkan bahwa memang kontribusi industri manufaktur terhadap PDB terus mengalami penurunan, bahkan tidak pernah mencapai 20% selama lima tahun terakhir.


"Selain itu juga peran sektor industri di Indonesia tertinggal dari negara-negara ASEAN lainnya seperti Malaysia dan Thailand," simpulnya.(*)