EmitenNews.com -Pada perdagangan minggu ini, Sentimen yang mempengaruhi pergerakan pasar Domestik diantaranya Surplus perdagangan Indonesia menyusut menjadi USD 3,12 miliar pada Agustus 2023, karena ekspor anjlok 21,21% dan impor turun 14,77% dari tahun sebelumnya. 


Penurunan ekspor disebabkan oleh harga komoditas yang moderat, sementara penurunan impor disebabkan oleh pelemahan rupiah. Selama Januari-Agustus 2023, surplus perdagangan Indonesia mencapai USD 24,34 miliar.


Dari sisi Regional, Pada minggu ini, Produksi industri RRT naik 4,5% tahun ke tahun di bulan Agustus, mengalahkan perkiraan 3,9% dan lebih cepat dari kenaikan 3,7% di bulan Juli. Ini adalah ekspansi terkuat dalam produksi industri sejak April, menyusul langkah-langkah dukungan baru-baru ini dari Beijing untuk mendukung pemulihan ekonomi.


Kemudian, dari sentimen Global, Data ekonomi Amerika Serikat yang dirilis pada minggu ini (11-15/09/2023) menunjukkan beberapa sinyal yang beragam. Tingkat inflasi tahunan di AS meningkat selama dua bulan berturut-turut menjadi 3,7% di bulan Agustus dari 3,2% di bulan Juli, di atas perkiraan pasar sebesar 3,6%. Kemudian, Jumlah orang Amerika yang mengajukan tunjangan pengangguran naik 3.000 menjadi 220.000 pada pekan yang berakhir 9 September, di bawah ekspektasi pasar sebesar 225.000 dan bertahan di dekat level terendah tujuh bulan dari pekan sebelumnya.


Dalam riset StockNow.id yang ditulis oleh Vivie Febriana Sina dan Hendra Wardana dan dikutip, Senin (18/9/2023), memproyeksikan IHSG akan bergerak Sideways dengan kecenderungan melemah terbatas dengan menguji Classic Supportnya di level 6.900. Adapun sentimen yang mendorong pelemahan IHSG pada minggu ini ada beberapa hal, yaitu dari sembari menunggu data suku bunga AS dan Indonesia yang akan dirilis pada minggu ini, pasar diperkirakan tidak bergerak terlalu volatil, walaupun di sisi lain para analis memperkirakan suku bunga AS akan berada pada level yang tetap. 

 

Dari sisi teknikal, IHSG sudah beberapa kali mencoba menembus level psikologis Resistancenya di level 7.000 tetapi tidak dapat breakout, hal tersebut mengindikasikan IHSG belum terlalu kuat untuk menembus level tersebut dan dikhawatirkan akan terjadi rejection ke arah level supportnya. Di sisi lain, pergerakan arah candle masih berada di dalam garis support di level 6.923 dan resistance di level 7.000.


Kenaikan harga minyak mentah dikarenakan pembatasan ekspor oleh negara OPEC+ berdampak terhadap kenaikan harga minyak mentah. Lalu, sektor Non-Cyclical masih menjadi sasaran investasi karena tingkat pertumbuhan belanja masyarakat meningkat pada dua bulan terakhir dan masih optimis pada tahun 2023. Sektor Energy, Finance dan Non-Cyclical menarik untuk diamati pada minggu ini, seperti BNGA, AKRA, dan MIDI.

 

Kami merekomendasikan swing saham BNGA pada harga 1725, dengan TP1 di 1790, TP2 di 1880, dan SL di 1680. Kemudian masih dari Swing Trade, AKRA pada harga 1480 – 1485 dengan TP 1 di 1535, TP 2 1555, dan SL di 1455. Kemudian dari Fast Trade, ada saham MIDI di harga 500, dengan TP1 di 515, TP2 di 540, dan SL di 486.