EmitenNews.com - Salah satu pioner Internet of Thing (IoT) di Indonesia, PT Miota Internasional Teknologi, sukses mengembangkan, menguji coba dan mengimplementasikan sistem Advanced Metering Infrastructure (AMI) di lingkungan industri. Terkait dengan itu mereka siap mendukung PT PLN yang dikabarkan tengah merencanakan penerapan AMI secara bertahap untuk memberikan transparansi kepada pelanggan, termasuk menekan potensi kerugian karena pencurian listrik.
Seperti diketahui dalam bisnis layanan umum hingga saat ini masih sering ditemukan pertanyaan, bahkan keluhan dari konsumen soal transparansi penghitungan tagihan seperti listrik, air minum, gas dan lain-lain.
"Seharusnya dengan adanya teknologi smart metering yang terintegrasi, baik di sisi perangkat, jaringan komunikasi dua arah, platform serta aplikasi yang bisa digunakan baik oleh pengguna maupun penyedia listrik, air serta gas akan memberikan kemudahan bagi semua pihak untuk melakukan kontrol secara mandiri, cepat serta efisien," kata Ketua Umum Asosiasi Internet of Things Indonesia (Asioti), Teguh Prasetya.
Dijelaskan, keuntungan utama dalam penerapan smart metering adalah peningkatan efisiensi operasional, peningkatan produktivitas serta peningkatan pendapatan bagi provider. "Sedangkan bagi pengguna adalah peningkatan kemudahan monitoring, peningkatan transparansi penggunaan serta kontrol secara mandiri untuk pemakaiannya, " jelasnya.
Dengan smart metering, konsumen bisa mengendalikan dan memonitor penggunaan layanan umum seperti tagihan listrik, air, gas dan lain-lain secara real time lewat aplikasi yang terpasang di ponsel. Sehingga potensi komplain karena ketidaktransparanan antara penyedia dan pengguna layanan dapat dikurangi, bahkan dihilangkan.
Teguh menyebut sebagai penyedia listrik nasional PLN sudah mulai melakukan ujicoba penggunaan smart metering ini. Yang terkini adalah di Kabupaten Musi Banyuasin, dimana Muba Electric Power (MEP), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang mengelola kelistrikan PLN untuk konsumen, merilis aplikasi Muba Listrik Pintar pada semester II 2020.
"Sudah ada 50.000 rumah yang terpasang dengan smart metering dengan jaringan IOT berbasis Lorawan," sebut Teguh.
Fungsi smart meter ini antara lain memudahkan pembayaran tagihan listrik dan kepastian biaya yang dibayarkan pelanggan, mencegah penyelewengan akses dan distribusi listrik, serta mengurangi tunggakan tagihan pelanggan.
Untuk sistem prabayar, sistem pembayaran terkoneksi melalui aplikasi di piranti bergerak (mobile) yang dikelola PT Miota. Perusahaan ini bekerjasama dengan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI.
Direktur Marketing Miota, Hilman Budiyadi, mengatakan sistem pencatatan perhitungan tagihan pelanggan saat ini masih manual dan konvensional, belum bertransformasi pada sistem yang transparan, terintegrasi dan otomatis yang berbasis data elektronik. "Sehingga kemungkinan dispute sangat tinggi," jelasnya.
Menurut Hilman permasalahan transparansi perhitungan hanya bisa dijalankan jika kedua belah pihak memiliki kualitas data yang sama, baik dari segi jumlah data maupun akurasinya.
Saat ini teknologi sudah mampu menyelesaikan permasalahan tersebut yaitu melalui IoT. IoT mampu memberikan data dalam jumlah yang besar serta lebih presisi secara kontinu. Data tersebut dengan mudah bisa diakses oleh kedua belah pihak, baik penyedia jasa seperti PLN, PDAM, Gas maupun para pelanggannya.
Salah satu contoh penerapan IoT adalah penggunaan AMI pada perusahaan-perusahaan infrastruktur (listrik, air & gas). AMI dalam bahasa yang mudah dipahami adalah penggunaan alat ukur yang bersifat dua arah, alat ukur tersebut bisa mengirimkan data secara kontinu serta bisa dikendalikan dari jarak jauh.
"Manfaat penerapan AMI di perusahaan-perusahaan infrastruktur adalah untuk transparansi kedua belah pihak, terutama tagihan penggunaan. Bagi penyelenggara, bisa meningkatkan layanan serta menjamin kesinambungan usaha," kata Hilman.
Dijelaskan, IOT adalah bagian penting dari Industri 4.0 yang menekankan konsep big data, menuntut akurasi dan integrity data untuk permasalah data yg besar dan kompleks. Implementasi AMI menjadikan IoT sebagai syarat utama sistem ini bekerja dengan baik dan benar, mampu memberikan data, informasi dan analisa yang tepat untuk membuat solusi yang sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Saat ini Miota telah mengembangkan, menguji coba dan mengimplementasikan IoT untuk AMI system. Mulai perancangan hardware, software, connectivity, aplikasi sistem, big data dan data anaytical. Selain dengan MEP di Banyuasin, Miota juga telah berkolaborasi dengan perusahaan seperti PT. Muba Elektrik Power (MEP), penyedia jasa 4G, Telkom, dan Bank BRI sebagai penyedia jaringan pembayaran.
Di Banyuasin Miota berhasil mengimplementasikan AMI dengan konsep end to end IoT di wilayah operasi MEP untuk sejumlah 50 ribu kWhmeter beserta infrastruktur connectivity dan systemnya. Hilman menyebut hasil pengimplementasian MEP memperlihatkan performa yang sangat baik dan mampu memberikan solusi kepada seluruh stakeholder.
Related News
Hati-hati! Dua Saham Ini Dalam Pengawasan BEI
IHSG Naik 0,82 Persen di Sesi I, GOTO, BRIS, UNVR Top Gainers LQ45
Perkuat Industri Tekstil, Wamenkeu Anggito Serap Aspirasi Pengusaha
Transaksi Aset Kripto di Indonesia Hingga Oktober Tembus Rp475 Triliun
Parah! 97.000 Anggota TNI/Polri dan 80.000 Anak U-10 Main Judi Online
RI Kurang Kapal Penangkap Ikan, Prabowo Dorong PTDI Gandeng Embraier