EmitenNews.com -Indonesia Commodity & Derivatives Exchange (ICDX) atau Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (BKDI) memproyeksikan kinerja perdagangan berjangka komoditi di tahun 2024 akan meningkat. Optimisme ini sejalan dengan proyeksi Bank Indonesia yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada 2024 diprediksi lebih baik dari tahun ini yaitu di kisaran 4,5% - 5,3%. 

Nursalam, Direktur Utama ICDX dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin mengatakan, tahun depan memproyeksikan total transaksi tumbuh 25%,”Untuk memenuhi target, ICDX telah menyiapkan berbagai agenda strategis untuk mendorong peningkatan transaksi, yaitu dengan edukasi dan literasi berkelanjutan, pengembangan produk dan tentunya juga pengembangan sumber daya manusia,”ujarnya.

Disampaikannya pula, tahun pemilu di 2024 diyakini kegiatan tersebut tidak banyak memberikan dampak negatif di sektor perdagangan berjangka komoditi. Disisi lain, pertumbuhan ekonomi nasional yang diperkirakan membaik akan menjadi katalis positif terhadap industri perdagangan berjangka komoditi.

Di tahun 2024, lanjutnya, ICDX akan memfokuskan pada pengembangan dan peningkatan trasaksi multilateral. Hal ini adalah dalam upaya ICDX untuk membawa perdagangan berjangka komoditi sebagai sarana hedging dan lindung nilai komoditas.  Saat ini, ICDX memiliki produk multilateral yaitu GOFX yang berupa kontrak Gold, Crude serta Currency. Produk multilateral ini yang kedepan terus bakal kembangkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Sampai dengan November 2023, ICDX mencatat total transaksi perdagangan sebanyak 5.768.054 lot, meningkat 12,81% dibandingkan dengan total transaksi tahun 2022 sebesar 5.113.123 lot. Adapun komposisi transaksi di tahun 2023 ini terdiri dari 1.517.263 lot transaksi multilateral dan 4.250.791 lot berupa transaksi di sistem perdagangan alternatif. 

Catatan transaksi multilateral tahun 2023 ini menunjukkan pertumbuhan positif dari tahun sebelumnya, dimana di tahun tahun 2022 mencapai 970.550 Lot.  Dibandingkan tahun 2022, peningkatan transaksi multilateral pada 2023 sampai dengan November ini mengalami peningkatan sebesar 56.33%.  Sedangkan untuk transaksi di Sistem Perdagangan Alternatif terjadi kenaikan transaksi dari tahun 2022 ke tahun 2023 sampai akhir November sebesar 2,61%, dari 4.142.573 lot menjadi 4.250.790.