EmitenNews.com -PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) memperkuat posisinya sebagai tulang punggung logistik kendaraan di Indonesia dengan fokus ekspansi di Pelabuhan Makassar. Dikenal sebagai pintu gerbang utama Kawasan Indonesia Timur, Pelabuhan Makassar menjadi simpul strategis bagi IPCC dalam mengantisipasi pertumbuhan arus kendaraan yang pesat.

Terminal Satelit Makassar milik IPCC, yang beroperasi di bawah naungan Pelindo, menunjukkan kinerja yang menjanjikan. Data hingga Desember 2024 mencatat kenaikan signifikan dalam jumlah kendaraan yang ditangani. Total throughput kendaraan dan alat berat mencapai 235.345 unit pada tahun 2024, mengalami pertumbuhan 10,01% dibandingkan tahun sebelumnya. Kenaikan ini terutama didorong oleh pertumbuhan trafik truk dan alat berat yang digunakan untuk industri pertambangan di Sulawesi dan wilayah timur lainnya.

Optimalisasi Lahan dan Fasilitas Modern untuk Peningkatan Kapasitas Meskipun menunjukkan kinerja yang kuat, IPCC menyadari adanya tantangan dalam hal kapasitas. Terminal eksisting sering kali mengalami kepadatan, terutama ketika tiga kapal Ro-Ro bersandar bersamaan. Kapasitas terpasang saat ini tidak mampu menampung lonjakan volume kendaraan, yang menyebabkan over capacity hingga 23.406 unit.

Untuk mengatasi hal ini, IPCC memiliki beberapa rencana pengembangan strategis seperti pemanfaatan Lapangan Eks-Terminal Petikemas: IPCC mengusulkan pemanfaatan lahan seluas 50.000 m² dan dermaga sepanjang 500 meter yang sebelumnya digunakan oleh Terminal Petikemas Makassar (TPK). Jika terealisasi, langkah ini dapat menambah kapasitas hingga 157.933 unit per tahun dan berpotensi meningkatkan pendapatan lebih dari Rp 2 miliar per tahun.

Optimalisasi Lapangan 202/Blok S: IPCC juga mengusulkan penggunaan Lapangan 202/Blok S. Lapangan ini akan dibagi menjadi tiga area buffer untuk truk, area parkir karyawan, dan lapangan penumpukan untuk kendaraan kecil. Namun, penambahan kapasitas dari lahan ini, sekitar 11.792 unit, masih belum cukup untuk mengatasi over capacity yang ada.

Meski arus kendaraan secara umum meningkat, data per Agustus 2025 menunjukkan adanya penurunan volume pengiriman mobil, truk/bus, dan alat berat. Penurunan ini disebabkan oleh melambatnya penjualan retail, stok kendaraan yang tinggi di dealer, serta penurunan produksi pertambangan di Indonesia bagian timur.

Namun, IPCC tetap optimistis. Perusahaan melihat adanya potensi lonjakan kargo pada periode September hingga Desember 2025, seiring dengan program panen raya yang dicanangkan pemerintah di wilayah Timur Indonesia. Dengan ekspansi yang direncanakan dan kolaborasi yang erat dengan Pelindo, IPCC berada di jalur yang tepat untuk memperkuat perannya sebagai episentrum logistik otomotif di Indonesia Timur, yang pada akhirnya akan berkontribusi pada konektivitas maritim nasional yang lebih tangguh.

Pengembangan di Makassar merupakan bagian dari strategi ekspansi IPCC yang lebih luas untuk mengantisipasi pertumbuhan signifikan dalam arus kendaraan dan memperkuat peran perusahaan sebagai pusat logistik kendaraan.

Muhammad Ilhamsyah, ASM Komunikasi Perusahaan dan CSR IPCC, menyatakan optimisme tinggi terhadap kinerja terminal ini. "Melihat perkembangannya, suplai kendaraan untuk mendukung pembangunan dan operasional pertambangan di Kawasan Indonesia Timur terus meningkat. Kami sangat yakin kinerja IPCC Satelit Makassar akan mengalami peningkatan signifikan," ujar Ilhamsyah dalam acara Media Visit di Makassar.

Data dari IPCC Satelit Makassar menunjukkan potensi besar. Menurut Wakil Koordinator Lapangan, Azhar, terminal ini melayani rata-rata 7.000 hingga 8.000 unit kendaraan per bulan, termasuk kendaraan Completely Built-Up (CBU), truk, dan alat berat. Tingkat penumpukan yang efisien, dengan rata-rata 1 sampai 3 hari, membuktikan produktivitas tinggi dalam bongkar muat kendaraan.

Untuk mendukung pertumbuhan ini, manajemen IPCC menyiapkan rencana ekspansi yang ambisius. Terminal ini berencana mengalokasikan lahan seluas 6 hektare di area dermaga sebagai area khusus bongkar muat kendaraan, meningkat drastis dari area eksisting seluas 1,1 hektare.

Azhar menambahkan, "Selain lahan, IPCC Satelit Makassar didukung oleh fasilitas modern seperti dermaga khusus kapal Ro-Ro, gedung parkir tiga lantai, dan lapangan penumpukan yang luas. Total kapasitas saat ini mencapai 810 kendaraan simultan, memungkinkan kami menangani volume tinggi hingga 7.000 unit per bulan."

Kehadiran Terminal Satelit Makassar merupakan hasil kolaborasi dan sinergi yang kuat antara IPCC dan entitas di bawah Pelindo Group. Rencana penambahan lahan, yang masih dalam tahap pembahasan dengan PT Subholding Pelindo Multi Terminal (SPMT), akan memperkuat peran Makassar sebagai hub logistik kendaraan di Kawasan Timur Indonesia.

Sardi, Branch Manager PT Subholding Pelindo Multi Terminal Makassar, menjelaskan bahwa komitmen ini sejalan dengan arahan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut untuk mengoptimalkan penggunaan lahan di Pelabuhan Soekarno Hatta. Ia menegaskan, mulai awal tahun 2026, lahan akan diatur ulang menjadi area khusus untuk bongkar muat kendaraan yang dikelola oleh IPCC.

"SPMT Branch Makassar akan tetap menangani terminal curah, sementara IPCC Satelit Makassar akan secara spesifik mengelola bongkar muat kendaraan. Area ini akan menjadi terminal khusus (dedicated terminal)," jelas Sardi. Ia menambahkan bahwa SPMT akan tetap mendukung operasional IPCC dengan menyediakan area cadangan untuk menghindari kepadatan.

Dengan terminal satelit yang juga beroperasi di Jakarta, Belawan, Balikpapan, dan Banjarmasin, kehadiran Terminal Satelit Makassar mengukuhkan komitmen IPCC dalam membangun konektivitas maritim yang lebih kuat dan tangguh di Indonesia. "Ini adalah bukti komitmen kami untuk memperkuat jaringan logistik nasional dan memberikan layanan terbaik bagi pelanggan di seluruh nusantara," tutup Ilhamsyah.