EmitenNews.com - Indeks saham di Asia sore ini Jumat (14/1) ditutup turun. Investor merespon pernyataan tegas (hawkish) dari sejumlah pejabat bank sentral AS (Federal Reserve) yang memberi sinyal bahwa mereka akan memerangi inflasi secara agresif.


"Hal ini memperkuat ekspektasi bahwa suku bunga acuan di AS akan segera naik paling cepat pada bulan Maret. Akibatnya, investor bersiap diri menghadapi kondisi moneter yang lebih ketat," kata analis Phillip Sekuritas, Dustin Dana Pramitha.


Sesuai ekspektasi pasar, bank sentral Korea Selatan (Bank of Korea atau BOK) menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 bps menjadi 1.25% atau kembali ke level sebelum pandemik karena BOK berusaha menjinakkan inflasi.


Meskipun BOK sudah mengurangi stimulus moneter, dengan dua kali kenaikan suku bunga acuan sejauh ini, Pemerintah Korea Selatan justru mengumumkan belanja tambahan sebesar 14 triliun Won (USD111 miliar), utamanya untuk menolong pelaku UKM pulih dari dampak pandemik.


Investor mencerna data Neraca Perdagangan Tiongkok dimana surplus Neraca Perdagangan mencapai USD676.4 miliar di tahun 2021, tertinggi di antara semua negara di dunia.


Hal ini didorong oleh ekspor yang lompat 29.9% Y/Y menjadi USD3.3 triliun di tengah kelangkaan semikonduktor yang mengganggu kinerja sektor manufaktur. Impor di tahun 2021 tumbuh 30.1% Y/Y menjadi USD2.7 triliun.


Ekspor ke AS sepanjang tahun 2021 bertambah 27.5% Y/Y menjadi USD576.1 miliar meskipun kenaikan tarif (bea masuk) yang dijatuhkan oleh Presiden Trump masih berlaku efektif. Pada saat yang sama, impor Tiongkok ke AS naik 33.1% Y/Y menjadi USD179.5 miliar.


Investor juga mengantisipasi rilis sejumlah data ekonomi penting Tiongkok pada hari Senin nanti. Seperti pertumbuhan ekonomi (PDB) 4Q21, Industrial Production (Desember), Penjualan Ritel (Desember), Tingkat Pengangguran (Desember) dan Investasi Aset Tetap atau Fixed Asset Investment untuk tahun 2021.


Pertumbuhan ekonomi Tiongkok diprediksi hanya mencapai 3.6% Y/Y di 4Q21, terendah sejak 2Q20 akibat lesunya pasar properti dan gangguan dari penyebaran varian Omcron virus COVID-19.


Data eknomi untuk bulan Desember (Industrial Production dan Penjualan Ritel) juga di yakini akan keluar lebih lemah dari estimasi.


Statistik
IHSG: 6,693.40 | +35.04 poin |(+0.53%)
Volume (Shares) : 16.4 Billion
Total Value (IDR) : 11.0 Trillion
Market Cap (IDR) : 8,390.9 Trillion
Foreign Net BUY (RG): IDR 371.1 Billion
Saham naik : 230
Saham turun : 295


Sektor Pendorong Terbesar
Teknologi :+355.83 poin
Konsumen Non-Primer : +13.23 poin
Energi : +11.63 poin


Top Gainers:
DCII : 45,000| +4,575| +11.32%
ARTO : 18,575| +1,200| +6.91%
BYAN : 30,475| +975| +3.31%
UNTR : 23,525| +850| +3.75%
BBSI : 4,770| +320| +7.91%


Top Losers:
SOHO : 7,075| -525| -6.91%
PTSP : 6,500| -475| -6.81%
NFCX : 7,450| -475| -5.99%
BBHI : 6,025| -450| -6.95%
IBST : 6,150| -425| -6.46%.(fj)