EmitenNews.com - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa angkat bicara soal kritikan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia yang menyebut dirinnya salah baca data soal harga pokok gas LPG 3kg terkait dengan subsidi yang diterima konsumen.

"Pertanyaannya bagus sekali. Saya sedang pelajari. Kita pelajari lagi. Mungkin pak Bahlil betul. Tapi akan kita lihat lagi seperti apa," kata Purbaya ketika diminta komentarnya oleh wartawan.

Yang jelas Menkeu mengaku mendapat angkanya dari stafnya di Kementerian Keuangan. "Kita lihat gimana salah pengertiannya. Tapi harusnya sih pada akhirnya angkanya sama. uangnya segitu-gitu aja kan. Nanti kita jelaskan seperti apa," tandasnya.

Terkait Bahlil yang menyebutnya salah data itu, Purbaya enggan berkomentar lebih jauh. Tapi menurut Purbaya kemungkinan hanya cara melihat datanya yang berbeda.

"Kan hitung-hitungan kadang-kadang dari praktek dan dari akuntan kan kadang-kadang beda cara ngitungnya. Tapi saya yakin pada akhirnya besarannya sama juga kok. Uangnya segitu-gitu saja. Kalau salah hitung bisa nambah duit, saya salah hitung terus biar nambah," jawabnya enteng sambil tersenyum.

Sebelumnya dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI pada 30 September 2025 lalu Purbaya menyebut harga pokok LPG 3kg di angka Rp42.750 per tabung, kemudian subsidi ditambahkan, sehingga masyarakat membayar sekitar Rp12.750. Pernyataan ini dikritik Bahlil yang menilai Menkeu belum membaca data dengan baik.

"Itu mungkin Menkeunya salah baca data itu. Biasalah kalau... yaa mungkin butuh penyesuaian. Saya nggak boleh tanggapi sesuatu yang selalu ini ya.. Jadi saya kan sudah banyak ngomong tentang LPG, gitu ya. Mungkin Menkeunya belum dikasih masukan oleh dirjennya dengan baik, atau oleh timnya," kata Bahlil.

Dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR, Purbaya memang sempat melontarkan kritikannya ke Pertamina yang mungkin membuat kuping Bahlil sebagai atasan Pertamina panas. Menkeu menyebut Pertamina malas-malasan membangun kilang minyak baru. Pernyataan tersebut lantas ditanggapi pihak Pertamina dengan menyebut saat ini tengah dalam proses membangun kilang minyak.

Pertamina bahkan mengklaim proyek pembangunan kilang minyak Refinery development Master Plan (RDMP) Balikpapan tersebut sudah hampir selesai dikerjakan.

"Kilang di Balikpapan sedang dibangun, akan segera selesai," ujar Direktur Transformasi dan Keberlanjutan Bisnis Pertamina, Agung Wicaksono.

Ketika wartawan meminta komentarnya soal pernyataan Purbaya, Bahlil menolak menganggapi lebih jauh. Ketua Umum Partai Golkar ini mengatakan kementeriannya hanya bertugas pada pengawasan.

"Saya tidak mau mengomentari pernyataan orang lain. Silaskan ditanyakan kepada orang yang mengomentari," ucap Bahlil kepada wartawan saat ditemui di Kantor BPH Migas, Kamis (2/10).

"Tugas saya adalah bagaimana memastikan agar mengawasi teman-teman kolaborasi dengan Pertamina supaya kilang yang sedang digarap cepat selesai," pungkasnya.(*)