EmitenNews.com - PT. Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) salah satu perusahaan perkebunan kelapa sawit dengan tingkat biaya operasional tergolong rendah. Bukan apa-apa. Kebunnya (hulu) berdekatan dengan refinery (hilir), kurang lebih sekitar 30 km  jarak satu dengan lainnya. Dalam menjalankan efisiensi dan upaya mengendalikan biaya tetap, perseroan senantiasa mengedepankan upaya, dan kiat terbaik untuk menjamin kualitas produksi crude palm oil (CPO).

 

“Tahun 2018 dan 2019, tahun yang berat untuk Perseroan, tetapi kami tetap mengedepankan biaya operasional, seperti pemupukan secara optimal dan menjaga infrastruktur tetap baik. Kami menerapkan efisiensi pada sektor back office,” kata Direktur Keuangan PT. Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS), Hartono Jap kepada EmitenNews.com, di Jakarta, Kamis (18/3/2021).

 

Hasilnya, dipetik pada tahun 2021. Ketika itu, terjadi kenaikan harga secara global pada minyak kelapa sawit (CPO), inti sawit (Palm Kernel/PK), dan produk turunan lainnya. Itu yang diperoleh, karena SSMS dapat mengatasi tantangan, dengan baik, berkat konsistensi dan efisiensi tahun sebelumnya. Karena itulah proyeksi keuntungan Perseroan akan sangat meningkat.  

 

Sepanjang Januari hingga 16 Februari 2021 (year to date), belanja modal yang terserap sekitar 15-20 persen dari capital expenditure (capex). Anggaran belanja itu untuk membiayai sejumlah program. Awal 2021, SSMS masih berfokus pada penanganan infrastruktur dalam menunjang operasional, seperti perawatan jalan, terutama jalan perkebunan dan kondisi jalan menuju refinery Perseroan. Semuanya diniatkan untuk tetap menjaga kualitas CPO. Lainnya, ada beberapa pembelian, belanja alat berat untuk kepentingan operasional perkebunan.

 

Sasaran penggunaan belanja modal tersebut, untuk mendapatkan harga terbaik dari kualitas CPO Perseroan, sehingga target realisasi finansial kuartal pertama, sesuai ekspektasi. Selain itu, Perseroan membantu petani plasma secara sistematis dalam membeli Tandan Buah Segar (TBS), agar perekonomian masyarakat dan petani meningkat. Juga menjaga Infrastruktur jalan poros dan penghubung menuju kebun plasma, untuk menunjang aktivitas, dan pemeliharaan yang dijalankan.


Ini sejalan dengan posisi Indonesia sebagai produsen utama dunia pengekspor sawit. Mengacu pada data Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), ekspor minyak sawit Indonesia pada Januari 2021 mengalami penurunan. Ekspor minyak sawit sebesar 2,86 juta ton, lebih tinggi dibandingkan Januari 2020 yang sebesar 2,39 juta ton. Namun, ekspor Januari 2021 lebih rendah 7,7 persen dibandingkan dengan Desember 2020 yang sebesar 3,5 juta ton. 

 

Dengan persiapan yang baik, menurut Hartono Jap, PT SSMS optimistis dapat meraih keuntungan setelah adanya ratifikasi Indonesia-European Free Trade Association Comprehensive Economic Partnership (IE-CEPA). Mengacu pada hal itu, Perseroan memproyeksikan bakal lebih menguntungkan jika dapat mengekspor produk turunan CPO. Sepanjang tahun 2020, ada 70 persen CPO SSMS dijual ke PT Citra Borneo Utama, anak perusahaan Perseroan, untuk kepentingan produk turunan CPO. Sisanya dijual ke pihak luar (lokal dan ekspor). ***