EmitenNews.com - Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyoroti tingginya gap impor liquefied petroleum gas (LPG), di mana konsumsi dalam negeri mencapai 8 juta ton pertahun, sementara produksi hanya 1,7 juta ton pertahun. Ini membuat Indonesia harus mengimpor 6-7 juta ton LPG pertahun.


Karena itu dalam sambutannya ketika menghadiri Malam Penghargaan Keselamatan Minyak dan Gas Bumi tahun 2024 Bahlil menekankan pentingnya Indonesia untuk memproduksi LPG di dalam negeri.


"Saya mendengar informasi laporan, harganya tidak kompetitif. Karena harga yang diambil dalam negeri berbeda dengan harga Aramco yang jauh lebih mahal ketimbang harga dalam negeri. Itu yang kemudian industri kita tidak bisa kita lakukan. Insya Allah ke depan, kami akan menyarankan agar segera membangun industri energi dalam negeri memanfaatkan bahan-bahan baku yang ada dalam negara kita," ujar Bahlil.


Untuk mewujudkannya, Bahlil mengatakan, regulasi yang diatur Pemerintah harus adaptif dengan keinginan industri. Ke depan, Bahlil menginginkan kolaborasi yang produktif dan menguntungkan antara Pemerintah dan pelaku usaha.


"Kita jamin keberlangsungan usaha dengan profit yang baik, tapi negara juga harus mendapat bagian untuk mewujudkan daripada cita-cita negara. Hanya dua cara itu yang bisa kita lakukan Bapak-Ibu semua," tuturnya.


Bahlil juga mengatakan perlunya penegakan aturan di sektor hilir migas, terkait dengan pendistribusian BBM. Perlu penyelarasan dan pengawasan di lapangan, sehingga apa yang berjalan di lapangan, sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan.


Semua upaya dan kolaborasi Pemerintah dengan pelaku usaha ini dapat berjalan baik apabila keselamatan kerja terjamin, baik di hulu maupun hilir. Energi dan lingkungan menurutnya adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan, dan Bahlil mengajak para stakeholder untuk berkolaborasi saling mengingatkan.


Terkait Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), Bahlil menilai kenaikan lifting dapat mengatrol pendapatan negara, di samping menciptakan lapangan pekerjaan, dan ujungnya adalah kedaulatan energi.


"Dan ini ke depan, semakin lifting kita semakin naik, maka itu akan berkontribusi kepada pendapatan negara. Jadi Bapak-Ibu semua, adalah pahlawan yang menciptakan lapangan pekerjaan, kedaulatan energi, dan sekaligus pahlawan untuk meningkatkan pendapatan negara," pungkasnya.(*)