EmitenNews.com - Tenang. Biaya haji belum final. Masih dalam pembahasan intensif. Menurut Presiden Joko Widodo, biaya ibadah haji ke Tanah Suci, masih dikaji. Kalangan DPR menyebutkan, pembahasannya ditargetkan selesai sebelum 13 Februari 2023. Masalahnya menjadi perbincangan ramai akhir-akhir ini setelah Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengusulkan biaya perjalanan ibadah haji Tahun 1444 Hijriah/2023 Masehi sebesar Rp69.193.733 per orang, lebih tinggi dari tahun 2022 yang ditetapkan Rp39.886.009 per orang.


"Biaya haji masih dalam proses kajian, itu belum final. Masih dalam proses kalkulasi," kata Presiden Jokowi usai meninjau proyek pembangunan Sodetan Kali Ciliwung di Kanal Banjir Timur, Jakarta, Selasa (24/1/2023).


Presiden memastikan pemerintah baru mengusulkan besaran biaya perjalanan ibadah haji, yang akan dibahas bersama dengan DPR sebelum ditetapkan.


Dalam rapat kerja bersama Komisi VIII DPR RI pada 19 Januari 2023, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengusulkan biaya perjalanan ibadah haji atau Bipih Tahun 1444 Hijriah/2023 Masehi sebesar Rp69,1 juta per orang. Usulan ini lebih tinggi dari biaya perjalanan ibadah haji tahun 2022 yang ditetapkan Rp39,8 juta.


Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menjelaskan bahwa biaya perjalanan ibadah haji yang diusulkan mencakup 70 persen dari rata-rata Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) yang diusulkan Rp98,8 juta per orang.


Nilai BPIH yang diusulkan pada tahun 2023, meningkat Rp514.888 jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya karena ada perubahan signifikan dalam komposisi BPIH.


Usulan Menag Yaqut ini lumayan mengagetkan. Apalagi, harga paket haji di Arab Saudi justru turun 30 persen daripada 2022. Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag Hilman Latief mengatakan, penurunan harga paket haji yang ditetapkan Arab Saudi dari Rp22 juta menjadi sekitar Rp19 juta. Dia mengatakan turunnya paket layanan Haji itu terkoreksi oleh naiknya harga transportasi hingga akomodasi.


Kepada pers, Sabtu (21/1/2023), Hilman Latief mengtakan, yang disebut layanan haji atau paket layanan haji itu layanan masyair atau di Saudi disebutnya layanan selama masyair. Intinya, layanan selama jemaah tinggal di atau wukuf di Arofah kemudian ke Musdalifah, kemudian mereka mabit di Minah, 4 hari itu yang disebut paket layanan haji yang tahun lalu harganya 5.656,87 riyal, atau sekitar Rp22 juta, itu 4 hari pada masa kemarin.


"Sekarang tawaran kita kepada mereka yang sudah kita negosiasikan harga paket layanan itu jadi 4.632,87 riyal atau sekitar Rp18,9 juta, atau Rp19 juta, dari Rp22 juta turun," katanya.


Namun, menurut Hilman Latief kenaikan biaya haji yang diusulkan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas tidak terpengaruh oleh biaya layanan haji di Arab Saudi. Dia menyebut itu terpengaruh biaya transportasi hingga akomodasi jemaah haji.


"Komponen lain yang meningkatkan biaya itu, yang kita waspadai dan jaga justru mengenai tiket pesawat, kurs dollar sedang tinggi saat ini, kedua kita juga lihat jaga-jaga dengan avtur yang naik turun," katanya.


Sementara itu Wakil Ketua Komisi VIII Ace Hasan Syadzily mengatakan dalam minggu ini pihaknya akan kembali melakukan rapat dengan Dirjen Haji dan Umroh Kementerian Agama. Ia menjelaskan, DPR masih akan membahas dengan pihak-pihak terkait dalam pembiayaan Haji tahun 2023i.


“Dalam minggu ini, kami akan rapat dengan Dirjen Haji dan Umroh, Kementerian Kesehatan RI, pihak maskapai penerbangan, dan pihak PT Angkasa Pura, serta pihak-pihak lain yang terkait dengan layanan haji baik di dalam negeri maupun di Arab Saudi," kata Ace Hasan Syadzily.


Ace mengatakan Komisi VIII juga akan rapat dengan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH). Menurutnya, pihak BPKH sangat penting dalam memastikan biaya haji tahun ini. Ace menargetkan biaya penyelenggaraan haji dapat diputuskan pada 13 Februari 2023. Ia memastikan agar biaya haji dapat terjangkau dan sesuai prinsip kemampuan. ***