EmitenNews.com - Indeks saham di Asia pagi ini Senin (31/1) dibuka mixed setelah indeks saham utama di Wall Street akhir pekan lalu mencatatkan kinerja harian terbaik di tahun 2022.


Namun demikian, sepanjang tahun 2022 indeks saham S&P 500 sudah terpangkas 7%, sementara NASDAQ dan DJIA masing-masing terkoreksi 12% dan 4.4%.

Di pasar obligasi, imbal hasil (yield) surat utang Pemerintah AS (US Treasury note) bertenor 10 tahun turun 2.6 bps menjadi 1.78%. Penurunan ini didorong oleh pembelian akhir bulan oleh investor serta rilis sejumlah data ekonomi AS yang berhasil meredakan ketakutan mengenai inflasi.

"Untuk sementara waktu investor mengalihkan fokus perhatian pada musim laporan keuangan (earnings season) 4Q21 dan mengabaikan ketegangan geopilitik serta kekhawatiran mengenai pengetatan kebijakan moneter oleh bank sentral AS (Federal Reserve)," kata analis Phillip Sekuritas, Dustin Dana Pramitha.

Sejauh ini, 168 emiten dalam indeks S&P 500 telah merilis laporan keuangan dimana 77% dari jumlah itu berhasil mencatatkan kinerja yang lebih baik dari ekspektasi pasar.

Dari sisi makroeknomi, investor mencerna rilis data Personal Income yang tumbuh 0.3% M/M di bulan Desember, lebih rendah dari estimasi pertumbuhan 0.5%. Sementara itu, belanja konsumen (personal spending) turun 0.6% M/M di bulan Desember, sesuai estimasi. Ini adalah penurunan pertama sejak Februari 2021.

Data perhitungan akhir Consumer Sentiment Index yang dirilis oleh University of Michigan berada level 67.2 di bulan Januari. Terendah sejak November 2011, turun dari perhitungan awal (preliminary) 68.8.

Personal Consumption Expenditures (PCE) Index, indikator yang digunakan Federal Reserve untuk mengukur inflasi, mencatatkan kenaikan 5.8% Y/Y di bulan Desember. Lonjakan terbesar sejak 1982. Pada saat yang sama, Core PCE naik 4/9% Y/Y, sedikit di atas estimasi dan merupakan laju kenaikan terbesar sejak 1983.

Pagi ini investor di Asia mendapatkan kesempatan untuk bereaksi atas rilis data aktifitas sektor manufaktur Tiongkok yang tampak mulai kehabisan tenaga. Data resmi Manufacturing PMI versi Pemerintah Tiongkok berada di level 50.1 di bulan Januari, turun dari level 50.3 di bulan Desember sehingga sudah melambat selama 3 bulan beruntun.

Sedangkan data versi swasta, China Caixin Manufacturing PMI mencatatkan penurunan yang lebih tajam, yaitu di level 49.1, terendah dalam 23 bulan, turun dari level 50.9 di bulan Desember dan lebih rendah dari estimasi 50.4.

Untuk perdagangan di BEI hari ini Phillip Sekuritas memperkirakan IHSG berpotensi menguat di kisaran support: 6.618 - resistance: 6.660. Berikut data teknikal saham yang direkomendasikan.

AKRA
Short Term Trend : Bearish
Medium Term Trend : Bearish
Trade Buy : 735
Target Price 1 : 775
Target Price 2 : 790
Stop Loss : 695

BBYB
Short Term Trend : Bearish
Medium Term Trend : Bullish
Trade Buy : 1880
Target Price 1 : 2070
Target Price 2 : 2150
Stop Loss : 1700

BSDE
Short Term Trend : Bearish
Medium Term Trend : Bearish
Trade Buy : 915
Target Price 1 : 960
Target Price 2 : 975
Stop Loss : 880

INOV
Short Term Trend : Bullish
Medium Term Trend : Bullish
Trade Buy : 278
Target Price 1 : 302
Target Price 2 : 320
Stop Loss : 254.(fj)