EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemarin kembali terkoreksi 1,78 persen menjadi 7.628. Kekhawatiran investor akan peningkatan ketidakpastian ekonomi seiring reshuffle kabinet berdampak langsung terhadap ekonomi. Penggantian posisi sejumlah menteri tersebut masih menjadi sentimen negatif bursa saham, dan rupiah. 

Saham sektor teknologi mencatat pelemahan terbesar. Sedang saham sektor transportasi membukukan penguatan terbesar. Sementara itu, penjualan mobil domestik Agustus 2025 turun 19 persen setelah Edisi Juli 2025 susut 18 persen YoY. Kondis itu, menandai penurunan selama empat bulan beruntun di tengah pelemahan daya beli masyarakat. 

Meski demikian, dibanding Juli 2025, penjualan mobil di Agustus 2025 naik 1,5 persen MoM. Investor akan mencermati indeks keyakinan konsumen Agustus 2025 diperkirakan naik pada level 119.3 dari bulan sebelumnya di level 118.1. Secara teknikal, terjadi pelebaran negative slope MACD, dan Stochastic RSI mengalami death cross. 

Indeks menjauhi level MA20 sekitar 7.845, dan ditutup di bawah level support 7.630. Sehingga dalam jangka pendek diperkirakan indeks berpotensi melanjutkan koreksi, dan menguji level support 7.500-7.550. Investor global menanti rilis data inflasi Tiongkok Agustus 2025 diperkirakan deflasi 0,2 persen YoY dari bulan sebelumnya stagnan. 

Pelaku pasar Amerika Serikat (AS), akan mencermati inflasi tingkat produsen Agustus 2025 diperkirakan melambat menjadi 0,3 persen dari edisi Juli 2025 di level 0,9 persen MoM. Indeks PPI Juli 2025 lalu membukukan kenaikan tertinggi sejak Juni 2022. Indeks PPI tahunan diperkirakan tetap pada level 3,3 persen YoY. 

Berdasar data dan fakta tersebut, Phintraco Sekuritas menyarankan pelaku pasar untuk menggulung sejumlah saham berikut. Yaitu, TBS Energi Utama (TOBA), Energi Mega Persada (ENRG), Japfa Comfeed (JPFA), Adi Sarana Armada (ASSA), dan Solusi Sinergi Digital alias Surge (WIFI). (*)