EmitenNews.com - Kelapa sawit salah satu komoditas strategis Indonesia. Kontibusi komoditas sawit sangat besar terhadap perekonomian nasional. Pemerintah mencatat kelapa sawit dan turunannya berkontribusi dalam penciptaan lapangan kerja produktif dan kesempatan kerja, ketahanan pangan, ketahanan energi, dan penyediaan barang-barang konsumsi. Pemerintah siapkan tiga terobosan untuk mengoptimalkan kontribusi sawit.

“Selain itu, komoditas kelapa sawit juga berkontribusi terhadap penurunan tingkat kemiskinan di kalangan petani pedesaan termasuk petani kecil,” kata Menko Perekonomian dalam sambutannya diwakili oleh Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis, Dida Gardera dalam seminar bertema ”Masa Depan Petani Sawit Mandiri, Tantangan dan Terobosan,” di Auditorium Kementerian Koperasi-UKM, Jakarta. 

Dalam rilis yang diterima Kamis (30/5/2024), Dida Gardera menyatakan, ke depan kontribusi sawit tersebut akan dipacu secara maksimal, agar pertumbuhan ekonomi nasional semakin signifikan. Demikian pula tingkat kesejahteraan rakyat, khususnya petani sawit mandiri semakin nyata.

Dalam rangka mendukung tercapainya tujuan tersebut, pemerintah telah merumuskan  terobosan-terobosan. Sekurang-kurangnya ada tiga terobosan yang disiapkan pemerintah. Pertama, Penyusunan revisi Peraturan Menteri Pertanian 3/2022 terkait simplifikasi persyaratan pengajuan Program Peremajaan Sawit (PSR) untuk meningkatkan produktivitas tanaman sawit rakyat.

Kedua, Penyusunan Peraturan Presiden (Perpres) pengganti Perpres 44/2020 tentang ISPO (Indonesia Sustainable Palm Oil).

Ketiga, Pembentukan National Dashboard, khususnya untuk komoditas yang terdampak kebijakan EUDR. EUDR adalah regulasi yang mensyaratkan bahwa seluruh produk khususnya dari sawit terbebas dari kegiatan atau unsur-unsur deforestasi.

Berbagai upaya terobosan kebijakan pemerintah Indonesia ini, bertujuan besar memperbaiki tata kelola pengelolaan kelapa sawit Indonesia secara menyeluruh. Harapannya, meningkatkan daya saing dan keberterimaan produk kelapa sawit di pasar global. Selain itu, dapat meningkatkan kontribusi komoditas kelapa sawit terhadap perekonomian nasional. Dan yang tidak kalah pentingnya, dapat menjaga keberlanjutan komoditas kelapa sawit Indonesia di masa depan.

Seluruh upaya ini, tegas Dida Gardera, dapat berjalan dengan baik, jika ada kerja sama dan sinergi dari seluruh pemangku kepentingan kelapa sawit Indonesia.

Semua itu mengemuka dalam seminar bertema ”Masa Depan Petani Sawit Mandiri, Tantangan dan Terobosan,” di Auditorium Kementerian Koperasi-UKM, Jakarta, pada Sabtu (25/5/2024). Kegiatan tersebut diselenggarakan oleh Poetra Nusantara Institute bersama dengan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).

Dalam seminar yang dipandu oleh moderator Bambang Sulistiyo, Pemimpin Redaksi Majalah GATRA itu, diikuti oleh para stakeholder. Mulai dari para petani, koperasi, peneliti, pimpinan badan hingga pejabat kementerian. Khusus dari unsur petani, terdapat lebih dari 100 petani sawit mandiri dari 54 desa di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat mengikuti seminar ini secara hybrid.

Seminar dibuka dengan pernyataan tertulis dari Menko Perekonomian diwakili oleh Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis, Dida Gardera. 

Pembicara lainnya, Willy Lesmana Putra selaku Executive Director Poetra Nusantara Institute yang memaparkan hasil pendampingan petani sawit mandiri di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat. 

Lainnya, Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian Dr. Prayudi Syamsuri dan dari BUMN PalmCo diwakili Direktur Strategi dan Sustainability yang pemaparannya disampaikan  oleh Kadiv Plasma/PSR Sori P Ritonga. ***