EmitenNews.com - Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) diprakirakan mencatat surplus dan mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia. Bank Indonesia (BI) memperkirakan pada tahun 2022 surplus transaksi berjalan berada di kisaran 0,4%-1,2% dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB).


Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono, dalam siaran persnya menyebut surplus transaksi berjalan sebesar 0,4% - 1,2% ini melebihi defisit transaksi modal dan finansial akibat ketidakpastian pasar keuangan global.


"Posisi cadangan devisa Indonesia akhir Desember 2022 tetap tinggi, yakni 137,2 miliar dolar AS, setara pembiayaan 6,0 bulan impor atau 5,9 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor," jelasnya.


Pada tahun 2023, NPI diprakirakan tetap baik dengan transaksi berjalan yang terjaga dalam kisaran surplus 0,4% sampai dengan defisit 0,4% dari PDB.


Sementara itu, neraca transaksi modal dan finansial diprakirakan mencatat surplus didukung oleh aliran masuk modal asing dalam bentuk Penanaman Modal Asing (PMA) dan investasi portofolio, sejalan dengan persepsi positif investor terhadap prospek ekonomi nasional.


Hal ini terindikasi dari aliran modal asing yang masuk kembali ke pasar keuangan domestik memasuki awal tahun 2023. Hingga 17 Januari 2023, investasi portofolio mencatat net inflows sebesar 4,6 miliar dolar AS.(fj)