Transaksi QRIS Tumbuh 226,54 Persen, Masih Didominasi UMKM
Ilustrasi penggunaan transaksi QRIS. dok. Beritasatu.
EmitenNews.com - Penggunaan sistem pembayaran quick response code Indonesian standard (QRIS) sejak diluncurkan oleh Bank Indonesia pada 17 Agustus 2019, masih didominasi oleh pelaku UMKM. Bagusnya, transaksi QRIS tumbuh 226,54 persen secara tahunan, dengan jumlah pengguna 50,50 juta dan jumlah merchant 32,71 juta. Menariknya, Indonesia telah memperluas kerja sama QRIS ke berbagai negara.
Dalam taklimat media rangkaian acara Festival Ekonomi Keuangan Digital (FEKDI) di Jakarta, Sabtu (3/8/2024), Kepala Departemen Pengembangan UMKM dan Perlindungan Konsumen Bank Indonesia Anastuty Kusumowardhani mengatakan saat ini sudah ada lebih dari 30 juta merchant yang telah menggunakan QRIS, dan hampir 95 persen di antaranya adalah UMKM.
Data Bank Indonesia menunjukkan, transaksi QRIS pada triwulan II-2024 tumbuh 226,54 persen secara tahunan, dengan jumlah pengguna mencapai 50,50 juta dan jumlah merchant 32,71 juta. Dari jumlah tersebut, sebanyak 30,2 juta di antaranya merupakan merchant UMKM.
Data BI pada Juli 2024 menyebut bahwa nominal transaksi merchant usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) pengguna QRIS telah mencapai Rp32,86 triliun pada tahun ini.
Untuk mendorong pertumbuhan UMKM, Anastuty mengatakan bahwa BI telah meluncurkan berbagai program. Salah satu program utama adalah mendorong UMKM untuk go digital dan go global.
Selain memperkenalkan QRIS sebagai salah satu sistem pembayaran, BI juga telah meluncurkan Sistem Informasi Aplikasi Pencatatan Informasi Keuangan (SIAPIK) untuk membantu UMKM dalam membuat laporan keuangan yang terstruktur.
Dengan laporan keuangan yang baik, UMKM akan lebih mudah mendapatkan akses ke pembiayaan dari perbankan maupun lembaga keuangan.
Untuk mendorong UMKM go global, Anastuty menyebut bahwa BI telah menerbitkan buku pedoman modul pengembangan ekspor guna membantu para pelaku UMKM memahami persyaratan ekspor di berbagai negara.
Selain itu, BI juga bekerja sama dengan kantor perwakilan BI di luar negeri, KBRI dan KJRI, serta kementerian terkait membuka ruang promosi bagi produk-produk UMKM di pasar luar negeri.
“Setiap tahun kami ikut beberapa event untuk meningkatkan ekspor (UMKM). Bahkan kami saat ini sudah mempunyai pameran permanen di luar negeri,” katanya.
Salah satu contoh pameran tersebut adalah Indonesia House of Beans yang memamerkan kopi Indonesia di beberapa negara, seperti Malaysia, Singapura, Jepang, dan Amerika Serikat.
Sementara itu, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan Indonesia memperluas kerja sama Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) antarnegara hingga ke Korea Selatan dan India.
"Setelah realisasi dengan Malaysia, Thailand dan juga Singapura, kami sudah menandatangani nota kesepahaman kerja sama QRIS dengan negara Korea Selatan, Uni Emirat Arab, Jepang dan India," kata Perry Warjiyo dalam Festival Ekonomi Keuangan Digital (FEKDI) dan Karya Kreatif Indonesia (KKI) 2024 di Jakarta, Kamis.
Seperti diketahui QRIS antarnegara sebagai inovasi berkelanjutan fitur QRIS yang memungkinkan transaksi pembayaran dilakukan secara lintas batas (cross border).
BI mengumumkan, QRIS antarnegara telah diperluas untuk kemudahan, efisiensi dan keamanan konektivitas pembayaran ritel lintas negara.
Kita tahu, QRIS sebagai bagian dari Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2025, diluncurkan BI bersama Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) pada 17 Agustus 2019.
Dalam perkembangannya, QRIS telah memfasilitasi konektivitas pembayaran antarnegara sejak 2022.
Related News
Potensi Aset Rp990 Triliun, Asbanda Siap Dukung Pembiayaan PSN
Ajak Investor Inggris Investasi di EBT, Menteri Rosan Buka Peluangnya
PKPU Pan Brothers (PBRX) Soal Utang Rp6,25T Diperpanjang 14 Hari
Maya Watono Kini Pimpin InJourney, Ini Profilnya
Pascapemilu, Investor Global Kembali Pindahkan Portofolionya ke AS
Belum Berhenti, Harga Emas Antam Naik Lagi Rp12.000 per Gram