“Di tahun 2021 ini ada sebanyak 100 kota/kabupaten yang berhasil mengikuti implementasi program kota cerdas (smart city) tahun 2021 dan 48 kota/kabupaten yang berada pada Kawasan Pariwisata Prioritas Nasional dan Kawasan Ibu Kota Negara Baru berhasil menyusun masterplan kota cerdas (smart city). Dengan mengikuti gerakan ini, kota/kabupaten tersebut telah memiliki rencana induk (masterplan) pembangunan berbasis smart city yang akan mengakselerasi industri pariwisata sekaligus meningkatkan taraf hidup masyarakat setempat,” ujarnya.

 

Adapun para pembicara yang hadir Sesi I di antarannya Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Provinsi Jatim, Drs Benny Sampirwanto MS.i, mewakili Gubernur Provinsi Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa; Setiaji, ST, M.Si, Chief of Digital Transformation Office Kementerian Kesehatan RI; Dr. Ir. Irawati Tjipto Priyanti, MT., Kepala Pusat Data dan Sarana Informatika Kementerian Kominfo RI; Dr. Muhamad Hasan Chabibie, S.T., M.Si., Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset Teknologi RI; Dr. Agus Puruhita Arga Purnomo Widodo, Kepala Pusat Informasi dan Pengawasan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan RI; dan  Drs. Slamet Aji Pamungkas, M.Eng., Kepala Pusat Data Dan Sistem Informasi Badan Standardisasi Nasional.

 

Sedangkan dalam Sharing Session 2 menampilkan sejumlah pembicara dari Korporasi Bisnis. Di antaranya Kevin Kane, Chief Technology Officer Bank Amar Indonesia, Y.B. Hariantono; Direktur IT dan Operasi Bank Negara Indonesia, Taufiq Syofyan; Manager Non ERP Pertamina, Fathema Djan Rachmat; Direktur Utama Pertamedika IHC, Tonny Prasetyo; Direktur TI & Operasi Bank Jatim, Sonny Rachmadi Purnomo; Direktur Utama Run System; serta M. Kamaluddin, Direktur Utama PT JakLingko Indonesia.

 

Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Provinsi Jatim, Drs Benny Sampirwanto MS.i, membawakan materi presentasi bertajuk “Akselerasi Transformasi Digital di Provinsi Jawa Timur.” 

 

Dalam pemaparannya, Benny menyampaikan berbagai upaya tranformasi digital yang sudah dijalankan oleh Pemprov Jatim secara bertahap. “Dimulai dari proses bisnis TI, strategi pengembangan data dan informasi, strategi pengembangan aplikasi, strategi pengembangan infrastruktur TI, hingga strategi keamanan TI,” terangnya. 

 

Dari strategi pengembangan TI tersebut, Jatim telah melahirkan beragam program inovasi dan aplikasi yang memudahkan masyarakat dalam mengakses layanan publik. Antara lain Program East Java Super Corridor (EJSC) yang merupakan pusat kreativitas kaum milenial, atau tempat bertemunya ide dan gagasan anak-anak muda di seluruh Jatim melalui penerapan ekonomi kreatif. 

 

“Kami juga melahirkan inovasi untuk membantu mengembangkan UMKM, yaitu Dolan (Dashboard Produk Unggulan Jawa Timur), Dahan (Dashboard Bahan Pangan), Jatim Bejo (Jatim Belanja Online), dan Lumpang Bude (Lumbung Pangan BUM Desa),” ujar Benny.

 

Untuk inovasi layanan publik unggulan, Provinsi Jatim memiliki Samsat 4.0 yang merupakan aplikasi pertama di Indonesia yang menerapkan transformasi ATM Samsat dengan bukti bayar dan pengesahan berbasis QR Code. Pada aplikasi ini, proses pembayaran PKB dan pengesahannya dilakukan cukup melalui smartphone.

 

Sedangkan Chief Technology Officer Bank Amar Indonesia, Kevin Kane dalam paparannya mengatakan, permintaan akan layanan perbankan digital terus meningkat seiring dengan jumlah pengguna aktif internet di tahun 2020 yang mencapai hingga 175,4 juta orang atau 64% dari total penduduk Indonesia. Namun setelah pandemi Covid-19, 60% konsumen mengalami penurunan pendapatan dan tabungan rumah tangga. Akibatnya, mereka pun mengurangi pengeluaran diskresioner dan mengadopsi kebiasaan baru secara dengan dukungan teknologi digital untuk menghemat.