Tugu Insurance (TUGU) Catat Laba Inti Rp706M, Tumbuh di 2024

Kantor TUGU
EmitenNews.com - PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU) atau Tugu Insurance mencatatkan laba inti atau core net profit konsolidasi Rp 706 miliar pada periode 2024, meningkat 62,7% dibandingkan setahun sebelumnya yang mencapai Rp 434 miliar.
Hal tersebut terungkap dalam laporan keuangan konsolidasi Tugu Insurance 2024 yang dipublikasi pada Senin (3/3/2025). Laba inti ini mengecualikan pendapatan satu waktu atau one time revenue senilai Rp 868 miliar yang diterima TUGU pada 2023, hasil kemenangan kasus hukum melawan Citibank di Hong Kong.
Analis Trimegah Sekuritas, Kharel Devin menilai bahwa kinerja operasional TUGU masih tumbuh positif, meskipun laba bersih terlihat turun 47% year on year (yoy) dari Rp 1,32 triliun pada 2023 menjadi Rp 700,85 miliar pada 2024. Menurut dia, hal ini akibat pada 2023 lalu TUGU mencatatkan pendapatan satu waktu yang cukup besar.
"Pendapatan satu waktu di 2023 memang seperti jackpot. Namun tanpa itu pun kinerja operasional TUGU tumbuh positif dari top line hingga bottom line," ujar Kharel
Kenaikan laba inti TUGU ditopang oleh penghimpunan premi bruto yang meningkat 10,73% yoy menjadi Rp 8,54 triliun. Adapun pendapatan underwriting naik 13,8% yoy menjadi Rp 2,97 triliun.
Bila dirinci kenaikan premi banyak disumbang oleh segmen properti dan kebakaran yang meningkat 38,2% yoy menjadi Rp 3,81 triliun. Segmen onshore juga melesat 395% yoy dengan nilai Rp 338,76 miliar.
Selain pendapatan underwriting, TUGU juga mencatat kenaikan pendapatan usaha lainnya sebesar 29,28% yoy menjadi Rp 519,85 miliar. Adapun pendapatan investasi terkoreksi 23,55% yoy menjadi Rp 443 miliar.
Dari sisi beban, pengeluaran tidak sebesar dari sisi pendapatan. Total beban klaim netto tumbuh 7,15% yoy menjadi Rp 2,05 triliun, sementara beban usaha malah turun 6,41% yoy menjadi Rp 760,12 miliar. Adapun beban usaha lainnya tumbuh 3,81% yoy menjadi Rp 309,63 miliar.
“Bila melihat dari sisi beban, maka TUGU berhasil menjaga kualitas manajemen risiko sehingga beban klaim dapat terjaga. Selain itu optimalisasi beban usaha dilakukan agar tercapai omzet dan pendapatan yang terus meningkat.” tambahnya
Kharel menjelaskan pada tahun 2024 TUGU berhasil mengembangkan pasar ke segmen non captive dengan fokus pada perusahaan BUMN dan swasta. Pendapatan premi dari captive business, yaitu Grup Pertamina tercatat di bawah 30%, sementara sisanya mayoritas berasal dari segmen korporasi non captive serta segmen ritel.
"Pada dasarnya pendapatan segmen captive akan terus tumbuh karena merupakan induk usaha. Namun dengan mengembangkan pada segmen non captive, pertumbuhan premi TUGU akan terus berkelanjutan pada masa mendatang," ujarnya.
Tugu Insurance mencatatkan total aset Rp26,35 triliun pada akhir 2024, meningkat 4,82% dari setahun sebelumnya. Adapun total ekuitas tercatat Rp10,5 triliun, naik 2,22% dari setahun sebelumnya. Risk based capital (RBC) TUGU tercatat 432% pada akhir Desember 2024, jauh lebih tinggi dari rata-rata industri di 326%.
Related News

Layanan Wealth Management, BRI Hadirkan Private Signature di Surabaya

Dirut Bank BJB (BJBR) Mendadak Mundur, Kenapa?

Direktur BJTM Cicil Beli Saham Harga Pasar, Ada Alasan?

Harga CPO Menguat, Saham SSMS Dapat Beranjak Naik Lewati Harga History

Digugat CMNP, Begini Dalih MNC Asia Holding (BHIT)

United Tractor (UNTR) Akan Lego 60% Saham Tambang Anak Usaha, Kenapa?