EmitenNews.com - Tidak tahan lagi akibat pelarangan ekspor CPO, Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) akan menggelar aksi demo, esok, Selasa (17/5/2022). Demonstrasi yang bakal diikuti 150 petani dari 22 provinsi dan 146 kabupaten/kota itu, dipusatkan pada dua titik, yakni depan kantor Menko Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto, dan depan Patung Kuda Monas, Jakarta Pusat. Rencana demo para petani sawit itu akan mengusung lima tuntutan.

 

Dalam keterangannya yang dikutip Senin (16/5/2022), Ketua Apkasindo Gulat Manurung mengatakan, para petani akan turun ke jalan dalam rangka menyikapi larangan ekspor crude palm oil (CPO) yang berdampak pada anjloknya harga tandan buah segar (TBS), dan menekan perekonomian para petani sawit. Aksi demo itu, bagian dari memperjuangkan nasib petani yang tertekan akibat larangan ekspor yang ditetapkan pemerintah. 

 

“Betul, Selasa [17/5/2022] 150 petani dari 22 provinsi akan melakukan aksi. Provinsi yang ada perwakilan kita akan mengirimkan petaninya,” ujar Gulat Manurung

 

Data Apkasindo menyebutkan, setelah pelarangan ekspor pada 28 April 2022, hanya dalam waktu satu minggu harga TBS anjlok 58,87 persen. Untuk itu, dalam aksinya petani kelapa sawit menuntut lima hal. Pertama, menyampaikan aspirasi kepada Presiden Joko Widodo atau perwakilan agar melindungi petani akibat turunnya harga TBS sawit sebesar 75 persen di 22 provinsi di Indonesia. 

 

Kedua, meminta Jokowi meninjau ulang kebijakan larangan ekspor sawit dan produk minyak goreng serta bahan bakunya karena dampaknya langsung ke harga TBS. Ketiga, meminta Jokowi melindungi 16 juta petani sawit yang terancam turun pendapatannya akibat kebijakan larangan ekspor sawit. 

 

Keempat, meminta Jokowi memperkuat distribusi minyak goreng sawit (khususnya subsidi) dengan melibatkan jejaring TNI dan Polri. Kelima, meminta Jokowi untuk memerintahkan menteri pertanian untuk merevisi Permentan No. 1/2018 tentang Tataniaga TBS. 

 

“Kami meminta Pak Jokowi meninjau larangan ekspor, karena faktanya telah mengakibatkan harga TBS anjlok dan petani sawit menjadi korbannya. Itu tuntutan yang utama,” ujar Gulat Manurung. ***