Waduh! Per September 2022, Utang Calon Emiten Hillcon (HILL) Melonjak 23,89 Persen Nih
EmitenNews.com—Per 30 September 2022, total liabilitas PT Hillcon Tbk (HILL) tercatat Rp2,23 triliun atau melonjak 23,89 persen dibanding per 31 Desember 2021, yakni Rp1,8 triliun.
Berdasarkan laporan keuangan HILL yang dikutip di Jakarta, Kamis (9/2), total liabilitas tersebut didominasi liabilitas jangka pendek. Per akhir kuartal III-2022, jumlah liabilitas jangka pendek mencapai Rp1,49 triliun, sedangkan liabilitas jangka panjang senilai Rp742 miliar.
Sementara itu, total ekuitas HILL hingga akhir September 2022 hanya Rp860,01 miliar, namun masih lebih besar dibanding ekuitas per 31 Desember 2021 yang cuma senilai Rp599,66 miliar.
Dalam Prospektus HILL menyebutkan, per 31 Juli 2022, total liabilitas perseroan tercatat Rp2,06 triliun. Adapun jumlah liabilitas jangka pendek mencapai Rp1,35 triliun dan liabilitas jangka panjang Rp709,49 miliar.
Pada liabilitas jangka pendek per akhir Juli 2022 tersebut terutama didominasi utang usaha pihak ketiga sebesar Rp584,78 miliar, utang bank Rp279,55 miliar dan utang Rp270,39 miliar.
Utang usaha kepada pihak ketiga itu diraih HILL dari berbagai perusahaan yang jumlahnya tidak kurang dari 58 perusahaan, di antaranya berasal dari AKRA, UNTR, HEXA dan TRJA.
Hingga 31 Juli 2022, HILL masih mencatatkan utang bank jangka pendek dari BBCA sebesar Rp42,9 miliar, BBRI senilai Rp17,25 miliar. Sementara utang bank jangka panjang berasal dari INPC mencapai Rp282,3 miliar, BINA sebesar Rp121,78 miliar, BACA Rp75,81 miliar, BBCA Rp6,89 miliar dan BVIC senilai Rp1,97 miliar.
Seperti diketahui, saat ini HILL sedang berada dalam proses penawaran umum perdana saham (IPO) yang melepas saham ke publik sebanyak-banyaknya 442,3 juta saham atau setara dengan 15 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah IPO.
Adapun harga Penawaran Awal (book building) HILL dipatok sekitar Rp1.250-2.000 per saham. Harga book building ini sangat jauh lebih tinggi dibanding nilai nominal HILL yang hanya Rp100 per saham. Seperti diketahui, periode bookbuilding sudah berlangsung selama kurun 12 Januari hingga 3 Februari 2023.
Advertorial
Related News
Menkeu: Keuangan Negara Harus Dikelola Penuh Integritas dan Kompetensi
Ikuti Wall Street, IHSG Cenderung Menguat
Inflasi Terkendali, Antisipasi Pertumbuhan Penjualan Eceran
Indeks Saham Diperkirakan Masih Akan Berfluktuasi pada Oktober
Rawan Koreksi, IHSG Kembali Susuri Zona Merah
IHSG Fluktuatif, Koleksi Saham INCO, PGEO, dan UNTR