Kian tertekan, beban umum dan administrasi membengkak 100,4 persen menjadi Rp1,321 triliun.

 

Tapi perseroan dapat menekan beban penjualan dan pemasaran sedalam 31,7 persen menjadi Rp601,41 miliar.

 

Pada saat yang sama membukukan pendapatan operasi lainnya sebesar Rp208 miliar dan bahkan membukukan laba nilai investasi yang belum terealisasikan di BBHI senilai Rp9,792 triliun.

 

Sehingga perseroan membukukan laba usaha senilai Rp8,605 triliun, atau membaik dibandingkan akhir semester I 2021 yang menderita rugi usaha sebesar Rp768,64 miliar.

 

Selain itu, perseroan membukukan pendapatan keuangan yang berasal penempatan dana IPO pada deposito, Obligasi, SBN senilai Rp205,29 miliar, atau terbang 1950 persen dibanding akhir Juni 2021 yang hanya Rp10,049 miliar.  

 

Hasil itu membuat laba sebelum pajak penghasilan mencapai Rp8,798 triliun.

 

Patut diperhatikan, kas bersih digunakan untuk operasional tercatat sebesar Rp234,01 miliar, atau menyusut dibandingkan akhir Juni 2021 yang mencapai Rp750,86 miliar.