EmitenNews.com - Pada perdagangan kemarin indeks bursa saham Amerika Serikat (AS) Wall Street kompak ditutup drop. Dow Jones minus 112 poin (0,31 persen) menjadi 36.320, S&P 500 anjlok 16.45 poin (0,35 persen) ke level 4.685, Nasdaq terkoreksi 96 poin (0,60 persen) pada posisi 15.887, dan EIDO menguat 0,06 poin (0,25 persen) pada level 23.83.
Koreksi itu terjadi setelah beberapa hari terakhir selalu mencatat rekor tertinggi sepanjang sejarah. Sikap hati-hati investor menjelang rilis data inflasi pada Rabu, 10 November 2021 waktu setempat menjadi faktor utama pendorong pelemahan indeks tersebut. Saham Tesla nyungsep seiring rencana penjualan saham milik Elon Musk menjadi tambahan katalis negatif pasar.
Berdasar data departemen tenaga kerja Oktober lalu, inflasi tingkat produsen tercatat 0,6 persen month on month (mom) atau meningkat 8,6 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya. Angka inflasi tingkat produsen itu, tertinggi sebelas tahun terakhir namun sesuai ekspektasi pasar.
Investor masih menunggu data inflasi tingkat konsumen periode Oktober. Berdasar konsensus, Oktober akan terjadi inflasi 0,6 persen secara bulanan, dan 5,8 persen secara tahunan. Ekspektasi angka inflasi itu, lebih tinggi dari bulan sebelumnya masing-masing tercatat 0,4 persen mom, dan 5,4 persen yoy.
Merespons itu, Mino, Equity Analyst Indo Premier Sekuritas menyebut perosotan indeks bursa Wall Street seiring saham Tesla tertekan, dan sikap hati-hati investor menanti data inflasi Oktober akan menjadi sentimen negatif pasar. Sementara itu, optimisme investor akan prospek pertumbuhan ekonomi kuartal empat lebih baik, laporan keuangan emiten kuartal III-2021, lanjutan aliran masuk dana asing berpeluang menjadi sentimen positif indeks harga saham gabungan (IHSG).
Indeks diprediksi bergerak bervariasi cenderung menguat. Indeks akan bergerak menguat dengan support level 6.630, dan resistance level 6.710. Sejumlah saham laik beli antara lain ADHI support Rp1.090, resisten Rp1.150, INDF support Rp6.300, resisten Rp6.400, SMGR support Rp9.575, resisten Rp9.725, dan ANTM support Rp2.320, resisten Rp2.400. (*)
Related News
Fokus Layanan, Bisnis Employee Benefit Generali Indonesia Meningkat
DPR Minta Menkeu Pertimbangkan Lagi Kenaikan PPN 12 Persen
Apple Naikkan Proposal Investasi 10 Kali Lipat Jadi Rp1,58 Triliun
Dari 54 Jenis di 2010, Produk Hilir Sawit Bertambah Jadi 193 di 2023
Empat Pentolan Astra Agro (AALI) Diperiksa Kejati Sulteng Hari Ini
IHSG Naik 0,22 Persen di Sesi I, ISAT, TLKM, ARTO Top Gainers LQ45