EmitenNews.com - Mayoritas indeks Wall Street mengakhiri perdagangan pekan lalu dengan koreksi. Itu karena aksi profit taking investor, dan diperparah perosotan saham sektor teknologi. Meski begitu, ketiga indeks Wall Street mencatat kenaikan mingguan. 

Misalnya, S&P 500 melonjak 0,7 persen, Dow Jones melesat tipis 0,36 persen, dan Nasdaq surplus 0,75 persen. Kenaikan imbal hasil obligasi Amerika Serikat (AS) menjadi salah satu faktor penekan pergerakan saham sepanjang pekan lalu. Imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun naik menjadi 4,629 persen pada Jumat. 

Volume perdagangan minggu terlalu singkat berada di bawah rata-rata enam bulan terakhir, dan kemungkinan akan tetap tenang hingga 6 Januari. Selanjutnya, fokus utama pasar pada laporan ketenagakerjaan periode Desember 2024. Laporan tersebut akan dirilis pada 10 Januari 2025. 

Koreksi mayoritas indeks Wall Street, dan potensi Rupiah melemah terhadap Dolar AS (USD) berpeluang menjadi sentimen negatif perdagangan hari ini. Namun, aksi net buy asing mulai merebak, dan beberapa harga komoditas menanjak dinilai dapat menjadi sentimen positif untuk Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Oleh karena itu, sepanjang perdagangan hari ini, Senin, 30 Desember 2024 diprediksi bergerak bervariatif cenderung menguat terbatas. IHSG akan menyusuri kisaran support 6.977-6905, dan resistance level di posisi 7.096-7.174. 

Menilik data dan fakta itu, Retail Research CGS International Sekuritas Indonesia merekomendasikan pelaku pasar untuk mengoleksi sejumlah saham berikut. Yaitu, Aneka Tambang (ANTM), Barito Pacific (BRPT), Bukalapak (BUKA), PGN (PGAS), Mayora (MYOR), Astra Motor (ASII). (*)