EmitenNews.com - Indeks bursa Wall Street kembali ditutup melemah. Itu seiring kekhawatiran investor terhadap perkembangan terbaru kebijakan tarif impor, dan lonjakan imbal hasil obligasi pemerintah. Jumat lalu, pengadilan federal Amerika Serikat (AS) memutuskan kebijakan tarif impor rezim Donald Trump ilegal.

Pasalnya, kebijakan tersebut sejatinya merupakan kewenangan kongres. Menanggapi keputusan tersebut, Trump mengatakan keputusan pengadilan federal “sangat partisan”, dan akan mengajukan banding ke Mahkamah Agung (MA) supaya kebijakan tarif impor tetap berlaku sampai ada keputusan akhir. 

Sementara itu, keputusan dari pengadilan tersebut juga memunculkan spekulasi adanya kemungkinan pemerintah AS harus mengembalikan tarif yang sudah dibayar oleh importir. Spekulasi itu, membuat imbal hasil obligasi pemerintah untuk tenor 10 tahun naik menjadi 4,27 persen, dan 30 tahun 4,97 persen.

Situasi dan kondisi dalam negeri makin kondusif, harga emas terus merangkak, dan beberapa komoditas lain terus melaju diprediksi menjadi sentimen positif untuk indeks harga saham gabungan (IHSG). Dengan begitu, indeks diprediksi melanjutkan penguatan. So, sepanjang perdagangan hari ini, Rabu, 3 September 2025 indeks akan mengitari kisaran support 7.735-7.670, dan resistance 7.870-7.935.

Berdasar data dan fakta itu, Retail Research CGS International Sekuritas Indonesia menyarankan investor untuk mengoleksi sejumlah saham berikut. Yaitu, Ciputra Development (CTRA), Elnusa (ELSA), Aneka Tambang alias Antam (ANTM), Archi (ARCI), Elang Mahkota atau Emetk (EMTK), dan Energi Mega (ENRG). (*)