EmitenNews.com - Indeks bursa Wall Street kembali ditutup melemah untuk kali ketiga. Itu seiring perosotan saham Oracle, dan lonjakan imbal hasil obligasi pemerintah dengan tenor 10 tahun. Saham Oracle terkoreksi 5,55 persen dipicu berlanjutnya keragu-raguan investor terhadap keberlanjutan tren bullish sektor teknologi kecerdasaan buatan.

Apalagi, valuasi sudah tinggi, dan ada risiko dari hubungan sirkular paska-terjalin kesepakatan antar-pelaku sektor tersebut. Sementara itu, imbal hasil obligasi pemerintah bertenor 10 tahun melonjak ke level 4,2 persen dipicu data klaim pengangguran mingguan lebih rendah dari perkiraan. 

Pada minggu ketiga September 2025 berakhir pada 20 tercatat klaim pengangguran hanya 218 ribu dari perkiraan 235 ribu. Soliditas data klaim penganguran mingguan, dan revisi pertumbuhan ekonomi kuartal kedua menjadi 3,8 persen dikhawatiran akan membuat The Fed menunda pemangkasan suku bunga acuan.

Koreksi indeks bursa Wall Street, kembali berlanjutnya. Itu menyusul aksi jual investor asing, dan nilai tukar rupiah tertekan terhadap dolar Amerika Serikat (USD) diprediksi menjadi sentimen negatif untuk indeks harga saham gabungan (IHSG). So, indeks diprediksi melanjutkan pelemahan.

Sepanjang perdagangan hari ini, Jumat, 26 September 2025, indeks akan menyusuri kisaran support 7.950-7.860, dan resistance 8.130-8.220. Menilik data itu, Retail Research CGS International Sekuritas Indonesia menyarankan investor mengoleksi saham JPFA, CPIN, ASRI, HMSP, GGRM, dan AADI. (*)