EmitenNews.com - Perdagangan akhir pekan lalu, Indeks ditutup melemah anjlok 2,06 persen menjadi 6.561,55. Sejumlah sentimen negatif membuat Indeks terkoreksi cukup dalam. Yaitu, varian baru Covid-19 alias Omicron di tengah lockdown beberapa negara Eropa.
Para investor merespon negatif dengan berinvestasi pada aset lebih aman atau save heaven. Lalu, momok inflasi menghantui pelaku pasar yang tengah menunggu kebijakan bank sentral menunggu kebijakan The Fed. Sektor mengalami pelemahan yaitu industri 3,61 persen, basic materials 2,81 persen, dan energy 2,60 persen.
Investor asing diketahui membukukan net sell di pasar reguler Rp198,63 miliar, dengan saham paling banyak di distribusi BBCA, BUKA, dan BMRI. Koreksi Indeks itu, menjadi sinyal kurang baik secara teknikal. karena Indeks akan membentuk pola baru. Di mana, support baru terdekat di level 6.491, dan resistance terdekat MA 5, dan MA 20 level 6.636, dan 6.637.
Indeks hari ini, Senin (29/11) berpotensi bergerak negatif. Itu seiring pelemahan bursa Asia pagi ini, dan bursa global. Namun, kondisi itu, bisa menjadi peluang untuk ambil posisi menghadapi window dressing, dan Januari effect. ”Namun, para investor menunggu hasil keputusan The Fed soal sentimen global untuk inflasi, dan penanganan Omicron,” tutur Lukman Hakim, Research Analyst Reliance Sekuritas.
Indek pagi ini, akan bergerak pada rentang support 6.491, dan resistance 6.598. Saham dapat diperhatikan secara teknikal yaitu IRRA, BBCA, KAEF, EXCL, dan ASII. Bursa regional Asia dibuka dengan koreksi cukup dalam.
Terutama indeks Nikkei Jepang mengalami koreksi 1,43 persen, dan indeks Kospi Korea Selatan melemah 1,02 persen. Pelemahan utama bursa Asia menyusul pelemahan bursa global pekan lalu khususnya AS, dan Eropa. (*)
Related News

Mengekor Wall Street, IHSG Siap Menyala

Konsolidasi, Ini Titik Orbit Teranyar IHSG

IHSG Siap Melejit, Borong Saham WIFI, SSMS, dan AMRT

Sempat Hijau! IHSG Ditutup Turun Tipis ke Level 6.878

Distribusikan Aneka Macam, Kopdes Merah Putih Bakal Serap Banyak Naker

Pemerintah Pertimbangkan Kebijakan LPG 3Kg Satu Harga