EmitenNews.com - Waspadalah. Tak hanya B.1.1.7 varian baru virus corona yang dikhawatirkan masuk Indonesia. Ada juga N439K. Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daeng M Faqih meminta masyarakat mewaspadai mutasi virus corona yang dua-duanya ditemukan di Inggris itu. Varian N439K yang sudah terdapat pada 30 negara itu, ternyata lebih pintar dari virus sebelumnya. 

 

Dalam keterangan tertulisnya yang dikutip Jumat (12/3/2021), Daeng M Faqih mengatakan, belum lama setelah pemerintah mengumumkan varian B.1.1.7, di dunia telah terdapat varian baru lagi yang berkembang di lnggris, N439K. Bahayanya, karena yang belakangan itu, lebih smart. Artinya, ikatan terhadap reseptor ACE2 di sel manusia lebih kuat, dan tidak dikenali oleh polyclonal antibody yang terbentuk dari imunitas orang terinfeksi sebelumnya.

 

Bagusnya, sejauh ini penggunaan masker sesuai standar, dengan baik, dan benar, dapat melindungi diri dari penularan virus corona. Paling tidak, sampai 90 persen bisa mencegah penularan virus yang awalnya dikabarkan berasal dari Wuhan, Hubei, China itu. Meskipun ada risiko hingga 10 persen keluarnya droplet dan microdroplet dengan pemakaian masker dalam jangka waktu lama, tetapi secara umum pemakaian masker sangat dianjurkan untuk pengamanan dari penularan virus corona.

 

Karena itulah, pemakaian masker di tempat umum menjadi wajib, mengingat rata-rata seseorang terpapar virus dengan nama ilmiah SARS-CoV-2 itu, tidak memiliki gejala. Jadi, masyarakat mudah tertular dari orang tanpa gejala (OTG), kalau tidak memakai masker standar, secara baik dan benar. Repotnya, karena tidak mungkin setiap hari semua orang ditest, sehingga menyulitkan dalam pengendalian.

 

Seperti diketahui pemerintah mengumumkan kasus mutasi virus corona B.1.1.7 sudah masuk Indonesia, sejak Selasa (2/3/2021), pas setahun pandemi covid-19 melanda Indonesia. Kementerian Kesehatan melaporkan, mutasi virus corona varian baru itu, ditemukan pada 5 provinsi. Dua kasus pertama, muncul di Karawang, Jawa Barat. Kemudian, di Sumatera Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan dan Sumatera Selatan.

 

Sementara itu, meski pandemi virus corona sudah menjangkit di Tanah Air lebih dari setahun lalu, terhitung sejak Presiden Joko Widodo mengumumkan kasus pertama Senin (2/3/2020), kasus positif dan angka kematian akibat penularannya, masih terus bertambah. Data Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, Kamis (11/3/2021), menunjukkan ada penambahan 5.144 kasus baru dalam 24 jam terakhir. Penambahan itu menyebabkan jumlah kasusnya di Indonesia kini 1.403.722 orang.

 

Informasi ini disampaikan Satgas Penanganan Covid-19 melalui data yang diterima kemarin sore. Data tersebut juga bisa diakses publik melalui situs Covid19.go.id., atau situs Kementerian Kesehatan, kemenkes.go.id. Hari itu, terjadi penambahan kasus baru positif Covid-19, pemerintah juga melaporkan terdapat penambahan 8.170 pasien sembuh. Dengan demikian, total pasien infeksi virus corona yang sembuh sampai saat ini berjumlah 1.224.603 penderita.

 

Sayangnya, karena kabar duka masih hadir dengan adanya penambahan pasien Covid-19 meninggal dunia. Dalam 24 jam terakhir, ada 117 orang yang tutup usia setelah dinyatakan positif virus corona. Alhasil angka kematian akibat Covid-19 di Indonesia tercatat sebesar 38.049 orang. Dengan update data tersebut, kasus aktif di Indonesia kini 141.070 orang. Kasus aktif adalah jumlah pasien positif yang masih menjalani perawatan di rumah sakit atau isolasi mandiri. Selain kasus positif, pemerintah juga mencatat 61.523 orang yang kini berstatus suspek. 

 

Dengan data-data seperti itu,penting dicamkan, warga harus benar-benar mematuhi penerapan protokol kesehatan, terutama di ruang publik. Jangan lupa senantiasa menerapkan 3 M, memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, dan menjaga jarak aman, serta tak lupa berdoa memohon perlindungan Allah. ***