Wilmar - LDC Kunjungi Area Konservasi Orang Utan Sawit Sumbermas Sarana (SSMS) Pulau Salat
Wilmar International dan Louis Dreyfus Company (LDC) mengunjungi Area Konservasi Orang Utan PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS), di Pulau Salat, Desa Pilang, Pulang Pisau, Kalimantan Tengah
EmitenNews.com - Area Konservasi Orang Utan PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) mendapat kunjungan dari Wilmar International dan Louis Dreyfus Company (LDC). Wilmar dan LDC melihat langsung area prapelepasliaran primata dilindungi itu, di Pulau Salat, Desa Pilang, Pulang Pisau, Kalimantan Tengah. Area ini dikembangkan oleh SSMS bermitra dengan Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF).
Kunjungan Wilmar dan LDC ini dalam rangka memastikan keberlanjutan bisnis SSMS yakni proyek recovery plan dan monitoring deforestasi di salah satu area proyek konservasi SSMS.
Dalam kunjungan tersebut, perwakilan Wilmar International yakni Surya Purnama dan Sofian Areza serta perwakilan dari LDC yakni Harry Puguh dan Risto Laksono berkesempatan melihat berbagai fasilitas dan aktivitas di area konservasi orang utan, Pulau Salat.
Surya Purnama selaku Third Party Engagement Wilmar International memberikan apresiasi atas kepedulian SSMS terhadap penyelamatan Orang utan Kalimantan (Pongo Pygmaeus) yakni melalui program pre-release orang utan.
Menurut Surya, program ini menjadi salah satu bukti nyata bahwa perkebunan kelapa sawit juga berandil besar dalam menjaga dan melindungi spesies dilindungi, di habitat aslinya. Selain itu, program seperti ini menunjukkan bahwa industri sawit dapat berkembang seirama dengan upaya konservasi.
Surya berharap, melalui program konservasi seperti dikembangkan SSMS, keanekaragaman hayati dan sumber daya alam di Indonesia akan terus terjaga.
Saksikan transformasi SSMS
Senada dengan Surya, Harry Puguh selaku Regional Palm Sustainability Manager LDC mengatakan suatu kehormatan dan keistimewaan untuk menyaksikan transformasi SSMS selama beberapa tahun terakhir ini.
Komitmen SSMS untuk membangun recovery plan yang komprehensif di proyek Pulau Salat, dengan melibatkan masyarakat lokal dan petani kecil dalam rantai pasok, dinilai menjadi bukti kuat bagaimana SSMS berada di jalur tepat untuk menjadi aktor terkemuka di bidang keberlanjutan.
Di sela-sela kunjungan tersebut, Group Head Sustainability SSMS, Henky Satrio W., menyambut baik kunjungan Wilmar International dan LDC ke salah satu dari empat area proyek remediasi dan kompensasi (RaCP) SSMS yang telah di approve oleh RSPO dan diimplementasikan.
Selain itu, baik Wilmar International maupun LDC juga melakukan review terhadap rantai pasok SSMS dan mendapatkan penjelasan dan klarifikasi mengenai grievance yang ditujukan pada perusahaan. Hal tersebut merupakan bagian dari proses kerja sama, SSMS sebagai pemasok untuk produk sawit berkelanjutan.
Menurut Henky, kunjungan ini merupakan kesempatan yang baik untuk menunjukkan bahwa SSMS sebagai perkebunan kelapa sawit konsisten dan berkomitmen mewujudkan tata kelola yang baik. SSMS senantiasa menjalankan praktik-praktik bisnis yang berkelanjutan sesuai kebijakan NDPE (No Deforestation, No Peat And No Exploitation) di tengah gencarnya isu-isu negatif perkebunan kelapa sawit Indonesia.
Komitmen ini tercermin dari berbagai standar dan sertifikasi keberlanjutan yang telah dimiliki SSMS, baik lokal maupun internasional. Antara lain ISO 14001:2015 Sistem Manajemen Lingkungan, Penilaian Kinerja Pengelolaan Lingkungan (Proper), Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) dan Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO). ***
Related News
Potensi Aset Rp990 Triliun, Asbanda Siap Dukung Pembiayaan PSN
Ajak Investor Inggris Investasi di EBT, Menteri Rosan Buka Peluangnya
PKPU Pan Brothers (PBRX) Soal Utang Rp6,25T Diperpanjang 14 Hari
Maya Watono Kini Pimpin InJourney, Ini Profilnya
Pascapemilu, Investor Global Kembali Pindahkan Portofolionya ke AS
Belum Berhenti, Harga Emas Antam Naik Lagi Rp12.000 per Gram