EmitenNews.com - Sektor pertanian di Indonesia masih menunjukkan pertumbuhan positif di tengah pandemi Covid-19. Jika dilihat dari struktur lapangan kerja tergambar sebanyak 29,76 persen orang bekerja di sektor pertanian. Kendati begitu, hanya sekitar 8 persen, petani muda dari generasi milenial. Padahal, dari struktur usia populasi, penduduk Indonesia didominasi oleh generasi milenial sekitar 25,87 persen dan generasi Z di kisaran 27,94 persen.


Guna mengatasi kondisi tersebut, Kementerian Pertanian RI melalui Youth Entrepreneurship and Employment Support Services Programme (YESS), didukung International Fund for Agricultural Development [IFAD] berupaya menciptakan kesempatan bagi pemuda-pemudi di wilayah perdesaan untuk mengembangkan ekonomi melalui kewirausahaan pengembangan usaha.


Bukan tanpa alasan hal itu dilakukan. Pasalnya, sektor pertanian memiliki hubungan erat dengan daerah perdesaan. Banyaknya lahan yang tersedia menjadi modal utama untuk memajukan sektor pertanian. Tak hanya keberadaan lahan, sumberdaya manusia terutama pemuda-pemudi di perdesaan pun tak pelak menjadi modal utama pembangunan sektor pertanian.


Dalam keterangannya, Selasa (28/6/2022), Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo menyadari betul peran generasi muda dalam pembangunan pertanian sangatlah penting. Untuk meningkatkan pertanian di Indonesia, Kementan terus mendorong generasi muda terjun ke sektor pertanian. Pemuda sebagai generasi milenial, kata dia, harus memiliki motivasi dalam bidang pertanian untuk menggerakkan pertanian di Indonesia. Hadirnya petani serta wirausawan pertanian milenial berperan penting mendorong pengembangan jejaring usaha di wilayahnya.


Menurut Mentan SYL, saat ini telah terdata lebih dari 2.000 petani milenial potensial yang tersebar di seluruh provinsi di Indonesia, namun, pemerintah tidak berhenti di sini, peningkatan terus dilakukan. Mentan menambahkan, transformasi mau tidak mau akan mengubah cara kita menjalani manajemen usaha pertanian, baik dari sisi kualitas maupun kuantitas. "Saya yakin di tangan generasi milenial pembangunan pertanian akan lebih mudah dicapai.”


Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi berharap melalui Program YESS akan terwujud regenerasi pertanian, meningkatnya kompetensi SDM pertanian dari pedesaan serta meningkatnya jumlah wirausaha muda di bidang pertanian. Sektor pertanian akan menjadi lapangan kerja menarik, prospektif, menguntungkan dan dapat berdampak pada penurunan angka pengangguran serta terjadinya urbanisasi.


Namun demikian, petani serta wirausaha milenial ini juga dihadapkan pada berbagai tantangan untuk meningkatkan kapasitas usaha mereka, salah satunya kurangnya akses terhadap fasilitas keuangan. Maka, program YESS berupaya membuka akses pembiayaan untuk pemuda  pertanian, wirausahawan bidang pertanian, salah satunya melalui Hibah Kompetitif.


Pada pertemuan Koordinasi Financial Advisor dan Sosialisasi Hibah Kompetitif di Bogor, Jawa Barat, 27 - 29 Juni 2022, Project Manager Program YESS Inneke Kusumawati mengatakan tujuan Hibah Kompetitif menumbuhkan wirausahawan muda pertanian yang mampu membangun perekonomian perdesaan dan scaling-up usaha dengan mengakses Kredit Usaha Rakyat (KUR). Ada 5 kategori, peserta umum yang baru memulai usaha, berkembang, maju. Selanjutnya peserta khusus (suku adat, disabilitas dan pengembangan potensi lokal pemula) serta klaster komoditas.


Inneke menambahkan dalam salah satu tujuan dari Program YESS yakni membantu akses keuangan bagi Calon Penerima Manfaat [CPM] maupun Penerima Manfaat [PM] Program YESS diperlukan koordinasi intens dengan PPIU dan Financial Advisor di masing-masing kabupaten lokasi Program YESS untuk memastikan CPM maupun PM Program YESS dapat memperoleh akses keuangan atau permodalan.


Dalam kegiatan yang dihadiri penanggung jawab NPMU, perwakilan dari PPIU [Jawa Timur, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan] serta financial advisor (FA) dari 15 kabupaten lokasi Program YESS dibahas pula kinerja FA, pelaksanaan HK di wilayah masing-masing serta strategi dalam pelaksanaan HK. Inneke mengharapkan, pemberian HK dan akses permodalan dapat menjadi stimulan dalam pengembangan usaha petani serta wirausaha pertanian milenial hingga pada akhirnya dapat menjalankan usaha secara mandiri. ***