Yakin Vaksin Yang Tersedia Mampu Tahan Omicron, Indeks Saham Asia Catat Rebound
EmitenNews.com - Mayoritas indeks saham Asia sore ini Selasa (21/12) ditutup rebound.
Analis saham Phillip Sekuritas, Dustin Dana Pramitha, menyebut rebound indeks saham Asia didorong oleh ekspektasi bahwa vaksin yang tersedia di pasar dapat menahan gelombang penularan varian Omicron virus Covid-19.
"Penguatan indeks saham asia juga didorong oleh sinyal bahwa Presiden Biden masih dapat menyelamatkan agenda ekonominya," katanya.
Presiden AS Joe Biden belum menyerah atas rencana ekonominya yang diberi nama Build Back Better (BBB) senilai USD1.75 triliun setelah senator Joe Manchin menolak rencana tersebut. Namun Manchin membeberkan sejumlah kemungkinan perubahan atau revisi pada rencana BBB yang dapat merubah sikapnya.
Berkaitan dengan varian Omicron, Selandia baru menunda pembukaan kembali perbatasan internasionalnya hingga akhir Februari. Jumlah kasus harian Covid-19 di Afrika Selatan turun sekitar 50%, namun jumlah pasien di rumah sakit dan kasus kematian justru naik secara drastis.
"Yang ditakutkan investor adalah varian Omicron akan mendorong inflasi ke tingkat yang lebih tinggi lagi jika kebijakan lockdown atau pembatasan sosial mengarah pada penutupan pelabuhan, pabrik dan titik-titik penting lain di sepanjang rantai pasok global," ujar Dustin.
Dari sisi makroekonomi, investor menurutnya mencerna rilis naskah pertemuan kebijakan bank sentral Australia (RBA Meeting Minutes) pada tanggal 7 Desember lalu yang memutuskan bahwa memulai proses penarikan (tapering) program pembelian aset pada pertemuan kebijakan pertama di tahun 2022 dan mengakhiri tapering pada bulan Mei 2022 sudah konsisten dengan proyeksi ekonomi RBA.
Investor juga menyambut baik langkah Kementerian Keuangan Korea Selatan yang dalam laporan kebijakan ekonomi semi tahunannya merevisi sedikit ke bawah pertumbuhan ekonomi tahun 2021 dan menaikkan (upgrade) proyeksi pertumbuhan untuk 2022.
Produk Domestik Bruto (PDB) diprediksi tumbuh 3.1% tahun depan, lebih tinggi dari estimasi sebelumnya, 3.0%. Ekonomi diramalkan akan ekspansi 4.0% tahun ini, laju tercepat dalam 11 tahun, turun dari estimasi sebelumnya, 4.2%.
Statistik
IHSG: 6,554.31 | +7.20 poin |(+0.11%)
Volume (Shares) : 22.8 Billion
Total Value (IDR) : 10.4 Trillion
Market Cap (IDR) : 8,249.2 Trillion
Foreign Net SELL (RG): IDR 240.0 Billion
Saham naik : 243
Saham turun : 270
Sektor Pendorong Terbesar:
Perindustrian : +11.96 poin
Energi : +7.82 poin
Properti & Real Estat : +6.64 poin
Top Gainers:
UNTR : 22,025| +725| +3.40%
EDGE : 23,800| +675| +2.92%
TECH : 8,725| +425| +5.12%
ITMG : 20,400| +375| +1.87%
GEMS : 5,950| +250| +4.39%
Top Losers:
DCII : 38,000| -2,000| -5.00%
FISH : 7,500| -475| -5.96%
PTSP : 5,500| -400| -6.78%
IBST : 6,400| -350| -5.19%
BYAN : 26,700| -300| -1.11%.(fj)
Related News
IHSG Akhir Pekan Ditutup Naik 0,77 Persen, Telisik Detailnya
BKPM: Capai Pertumbuhan 8 Persen Butuh Investasi Rp13.528 Triliun
Hati-hati! Dua Saham Ini Dalam Pengawasan BEI
BTN Raih Predikat Tertinggi Green Building
IHSG Naik 0,82 Persen di Sesi I, GOTO, BRIS, UNVR Top Gainers LQ45
Perkuat Industri Tekstil, Wamenkeu Anggito Serap Aspirasi Pengusaha