EmitenNews.com — Geliat bisnis PT Astra International Tbk (ASII) semakin lincah. Ekspansi bisnis di berbagai sektor tengah gencar dilakukan oleh perusahaan holding tersebut. Pada tahun ini, ASII tengah menyasar beberapa peluang bisnis baru, setidaknya ada lima sektor bisnis yang akan dikembangkan untuk mendukung bisnis perseroan. Mulai dari teknologi, jasa keuangan, kesehatan, mobilitas, dan energi baru terbarukan (EBT).

 

Guna mendukung rencana tersebut, ASII menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) di kisaran Rp18-20 triliun untuk tahun ini. Nilai tersebut hampir mendekati anggaran capex sebelum pandemi covid-19 bergulir di Indonesia.

 

"Pada tahun 2019 silam, belanja modal ASII ada di kisaran Rp21 triliun. Namun, selama pandemi, yang dimulai pada tahun 2020, capex ASII sempat turun Rp8 triliun," kata Presiden Direktur ASII, Djony Bunarto, dikutip dari sebuah acara TV, Kamis (21/04/2022)

 

Kenaikan belanja modal tersebut sejalan dengan geliat bisnis Grup Astra yang kembali membaik saat kondisi masyarakat dan pandemi sudah terkendali menjadi endemi, perseroan optimistis ekonomi Indonesia akan memberikan efek yang baik bagi Grup Astra.

 

Sebelumnya PT Astra International (ASII) menyuntik modal Jasamarga Pandaan Malang (JPM) senilai Rp1,83 triliun. Injeksi modal tersebut, dilakukan raksasa otomotif itu, melalui anak usaha yaitu Astra Tol Nusantara (ATN).

 

Transaksi afiliasi itu, telah diteken pada 13 April 2022. Di mana, pinjaman lunak tersebut dibanderol bunga 7,50 persen. Jatuh tempo pinjaman hingga 30 Desember 2022. ”Pinjaman tersebut untuk keperluan umum korporasi,” tulis Manajemen Astra International. 

 

Transaksi itu, dilakukan ATN dengan tujuan untuk memberi dukungan keuangan kepada JPM. Di mana pinjaman tersebut akan digunakan JPM untuk keperluan umum korporasi. Bagi ATN, pelaksanaan transaksi dengan pihak terafiliasi akan memberi manfaat finansial berupa adanya pendapatan bunga.

 

Bahkan PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL) melaporkan bahwa PT Astra International Tbk (ASII) telah membeli sebanyak 30 juta saham baru yang diterbitkan RS Hermina dalam rangka Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) alias  private placement. 

 

Berdasarkan surat HEAL kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tertanggal 8 April 2022, perseroan telah melaksanakan penerbitan saham baru melalui mekanisme  private placement. Sebanyak 30 juta saham baru bernilai nominal Rp20 per lembar tersebut memiliki harga pelaksanaan sebesar Rp1.500 per saham.