Direktur Utama Nusa Konstruksi Enjiniring Budi Susilo, mengungkapkan Fokus DGIK setelah konsolidasi internal ini adalah produktivitas, efisiensi dan Good Corporate Governance (pengawasan yang ketat) dalam menjalankan bisnis oleh sebab itu pihakanya sangat bersungguh-sungguh.

 

"Pada RUPSLB ini, DGIK juga mendapatkan kehormatan dengan bergabungnya wajah-wajah baru sebagai Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan dengan reputasi dan integritas yang teruji," beber dia.

 

Budi juga menambahkan, Perseroan akan memasuki babak baru berupa enlarge bisnis di sektor infratsruktur Tanah Air. Sebagai perusahaan konstruksi nasional DGIK memiliki historis yang panjang, dan dengan masuknya GDK sebagai pengendali serta penguatan di pengurus perseroan akan menjadi modal yang kuat untuk tumbuh.

 

Sepanjang sembilan bulan pertama tahun 2021, DGIK membukukan laba bersih Rp1,534 miliar, membaik dibandingkan periode sama tahun 2020 yang mencatatkan rugi bersih Rp27,263 miliar. Pendapatan usaha menyusut sedalam 27,27 persen tersisa Rp232,79 miliar. Rincinya, pendapatan jasa konstruksi bangunan terpapas sedalam 56,17 persen sehingga tersisa Rp110,6 miliar. Tapi pendapatan jasa konstruksi sipil naik 82,08 persen menjadi Rp122,18 miliar.

 

Menariknya, perseroan dapat menekan beban kontrak sedalam 30,06 persen menjadi Rp214,13 miliar. Sehingga laba kotor naik 36,08 persen menjadi Rp18,662 miliar. Namun beban usaha tercatat Rp60,731 miliar, sehingga perseroan mencatatkan rugi usaha senilai Rp24,689 miliar. Tapi pada akhir September 2021, pendapatan lain lain naik 52,94 persen menjadi Rp26,857 miliar. Hal itu ditopang pemulihan penurunan nilai tagihan bruto senilai Rp11,762 miliar, sedangkan pada akhir September 2020 menyatakan cadangan penurunan nilai tagihan bruto senilai Rp34,471 miliar.