2022 Rugi Rp10,9 Miliar, RUPS Megapower (MPOW) Pecat Satu Komisaris
 
                            EmitenNews.com -Emiten pembangkit listrik, PT Megapower Makmur Tbk (MPOW) resmi mengesahkan laporan tahunan 2022 yang mengalami kerugian Rp10,9 miliar. Manajemen juga telah memberhentikan 1 orang anggota Komisaris.
Keputusan itu ditetapkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Senin (12/6), yang hasilnya diumumkan di Keterbukaan Informasi, Rabu (14/6/2023).
Sepanjang 2022, MPOW membukukan pendapatan dari penjualan listrik mencapai Rp40,08 miliar. Realisasi ini sedikit lebih rendah dibandingkan 2021 senilai Rp41,9 miliar.
Namun, adanya pembengkakan beban pokok sepanjang 2022 mencapai Rp36,11 miliar, mendorong laba kotor MPOW terkoreksi tajam menjadi Rp3,96 miliar, dari tahun sebelumnya Rp12,2 miliar. Kondisi ini juga diperparah adanya kerugian akibat selisih kurs senilai Rp7,38 miliar, dan peningkatan beban umum-administrasi menjadi Rp8,6 miliar.
Melalui RUPST, perseroan mengubah posisi Emil Malik Ibrahim menjadi Komisaris, yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur Independen. Adapun perseroan juga resmi menerima pengunduran diri Low Soon Heng selaku anggota Dewan Komisaris.
Dengan demikian, berikut adalah susunan terbaru pengurus PT Megapower Makmur Tbk (MPOW):
- Dewan Komisaris:
- Komisaris Utama: Tan Sri Datuk Tee Hock Seng,Jp
- Komisaris: Emil Malik Ibrahim
- Komisaris Independen: Tan Hon Yik
- Direksi:
- Direktur Utama: Kang Kimmi
- Direktur: Ang Kiam Chai
- Direktur: Datuk Matthew Tee Kai Woon
Related News
 
                            Perkuat Fundamental, BMHS Catat Pertumbuhan di Kuartal III-2025
 
                            MHKI Terus Berinovasi Wujudkan Pengelolaan Limbah Berkelanjutan
 
                            Bank Raya (AGRO) Cetak Laba Tumbuh 23 Persen di Kuartal III-2025
 
                            KETR Catat Lonjakan Laba 62%, Pendapatan Tembus Rp607M di Kuartal III
 
                            Green Power (LABA) Jajaki Kemitraan Strategis di Industri Drone
 
                            WIKA Akui Dana Seret, Minta Waktu Tambahan Bayar Sukuk Jatuh Tempo
 
                     
                 
                 
             
                                 
                 
                     
                     
                     
                     
                     
                     
             
            




