EmitenNews.com - Ashmore Asset Management Indonesia (AMOR) semester pertama alias per 31 Desember 2022 mencatat dana kelolaan (AuM) merosot 5 persen menjadi Rp31,8 triliun alias USD2.0 miliar. Saat bersamaan terjadi peningkatan aktifitas nasabah pada kuartal II, penurunan tekanan penjualan, dan kenaikan pembelian produk ekuitas.


Rata-rata AuM sepanjang periode enam bulan menurun 11 persen secara tahunan mengakibatkan penurunan pendapatan bersih 15,1 persen. Biaya mengalami kenaikan 4 persen dengan penambahan biaya pemasaran sebagai dukungan untuk pertumbuhan AuM dimasa datang, sehingga laba inti turun 27,6 persen menjadi Rp43 miliar. 


Sepanjang kuartal II-2022 AuM mengalami penurunan 1,7 persen menjadi Rp31,8 triliun setara USD2,0 miliar dibanding September 2022 sejumlah Rp32,3 triliun atau USD2,1 miliar. Penurunan AuM Rp536 miliar atau USD34,0 juta pada triwulan itu, mayoritas didorong kinerja investasi negatif Rp351 miliar atau USD22,3 juta, dan penjualan bersih Rp185 miliar alias USD11,7 juta kebanyakan di reksadana pendapatan tetap. Penurunan AuM periode itu, seiring pergerakan industri.


Perosotan AuM bersamaan dengan pergeseran komposisi produk menyebabkan penurunan pendapatan bersih 15,1 persen secara tahunan menjadi Rp107 miliar periode enam bulan. Namun karena AuM stabil dan fees pendapatan mulai meningkat, terjadi stabilisasi pendapatan bersih secara kuartalan.


EBITDA turun 27 persen menjadi Rp55 miliar, dan mengalami kontraksi margin EBITDA menjadi 51,7 persen dibanding periode tahun sebelumnya dengan 59,6 persen. Disiplin biaya fokus berkelanjutan, namun dengan pembukaan kembali ekonomi, dan permintaan besar untuk pertemuan tatap muka maupun perjalanan bisnis, biaya operasional tetap meningkat 4,1 persen secara tahunan.


Menyusul penurunan pendapatan bersih, dan kenaikan biaya, laba inti mengalami penurunan 28 persen menjadi Rp43 miliar. Perseroan mempertahankan posisi kas per 31 Desember 2022 di posisi Rp123 miliar. Itu di luar investasi di dana seed Rp102 miliar. Perseroan telah menyetujui pembayaran dividen interim Rp16 per saham akan dilaksanakan pada 24 Februari 2023.


Ronaldus Gandahusada, Presiden Direktur Ashmore Asset Management Indonesia menyebut jelang akhir periode, volatilitas pasar menurun, dan investor mulai beralih kembali ke aset pengembalian lebih tinggi. Pasar ekuitas Indonesia secara umum berkinerja baik, dan Ashmore menerima arus masuk bersih ke reksa dana sahamnya pada kuartal II-2022.


”Nah, terlepas dari tantangan secara global dengan tingkat suku bunga lebih tinggi, dan perubahan peraturan dalam negeri, perusahaan terus merespon secara cepat perubahan permintaan industri, dan yakin akan kemampuan untuk terus memanfaatkan peluang pertumbuhan Indonesia untuk menciptakan nilai jangka panjang bagi para pemegang sahamnya,” tegas Ronaldus. (*)