EmitenNews.com -Saham-saham di sektor asuransi banyak memberikan diskon dari sisi valuasi. Beberapa di antaranya seperti PT Panin Financial Tbk (PNLF) dan PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU) bahkan ditransaksikan di bawah nilai bukunya atau di bawah 1x price to book value (PBV)


Saham-saham di industri asuransi memang memiliki kecenderungan tidak terlalu likuid ditransaksikan di pasar sekunder. Hal ini membuat harga sahamnya cenderung ‘susah gerak’.

 

Meskipun tidak terlalu likuid tetapi analis Kanaka Hita Solvera Raditya Pradana menilai terdapat beberapa saham asuransi dengan market cap cukup besar masih likuid ditransaksikan dan memiliki valuasi terdiskon.

 

“Saat ini ada saham sektor non bank yang berkaitan dengan asuransi yang cukup likuid dan punya market cap yang tidak terlalu kecil serta PBV rendah seperti PNLF dan TUGU,” kata Radit.

 

Price to book value atau PBV merupakan salah satu parameter untuk mengukur valuasi dari emiten khususnya untuk sektor finansial. Semakin tinggi PBV maka mencerminkan valuasi dari emiten tersebut makin mahal dan begitu pula sebaliknya.


PNLF, sebenarnya merupakan perusahaan yang bergerak di industri keuangan di mana ada anak usahanya yang bergerak di bidang asuransi milik grup Panin merupakan salah satu saham asuransi yang bisa dikatakan cukup likuid ditransaksikan dan memiliki nilai kapitalisasi pasar yang relative besar dibandingkan kompetitornya. Hingga ses perdagangan PNLF memiliki market cap Rp8,9 T.


Kendati market cap-nya hampir mencapai Rp 10 triliun, tetapi PNLF diperdagangkan dengan rasio PBV setara 0,30x. Artinya, nilai PNLF di pasar saat ini masih sepertiga dari nilai wajarnya.


“Selain PNLF, ada juga asuransi yang masih terafiliasi dengan Grup Pertamina yaitu TUGU yang memiliki valuasi sangat murah.” Kata Raditya.


Nilai kapitalisasi pasar TUGU mencapai Rp 4,37 triliun. Dengan market cap tersebut, rasio PBV TUGU berada di 0,46x PBV. Mirip seperti PNLF, nilai pasar TUGU saat ini bisa dibilang masih seperdua dari nilai wajarnya,


Dua emiten asuransi tersebut juga menorehkan kinerja keuangan yang solid pada semester I-2023. Laba bersih PNLF tumbuh 11% year on year menjadi Rp992 miliar. Sementara itu laba bersih TUGU tumbuh fantastis 440,5% yoy pada semester I-2023 menjadi Rp1,03 triliun.


Selain dua asuransi tersebut, sebenarnya masih banyak lagi saham asuransi dengan rasio PBV di bawah 1x seperti Asuransi Jasa Tania (ASJT), Asuransi Dayin Mitra (ASDM), Asuransi Jiwa Syariah Js Mtr Abd (JMAS), Asuransi Bintang (ASBI), Maskapai Reasuransi Indonesia (MREI), hingga Malacca Trust Wuwungan Insurance (MTWI).


Namun nama-nama di atas memiliki nilai kapitalisasi pasar yang cenderung kecil di bawah Rp1 triliun dan tidak likuid. Nilai transaksi sahamnya bahkan di bawah Rp100 juta per hari.

 

“Di sektor asuransi memang valuasinya banyak menarik tapi investor harus tetap memperhatikan size, likuiditas serta fundamental dan paham bisnis model.”