EmitenNews.com - Edwin Soeryadjaya makin agresif mengoleksi saham Saratoga Investama Sedaya (SRTG). Putra mendiang pendiri Astra itu, diketahui memborong 211.840.000 helai alias 211,84 juta eksemplar. Aksi senyap tersebut telah dituntaskan pada Senin, 20 November 2023. 


Edwin menjala saham perseroan dibantu sekuritas, dan sejumlah lembaga keuangan. Broker terlibat dalam aksi tersebut antara lain Stockbit Sekuritas, Bank DBS Indonesia, But Deutsche Bank AG, Bank HSBC Indonesia, dan Citibank NA. Dengan transaksi itu, tabungan saham Edwin makin menggemuk.


Artinya, timbunan saham pria beralamat di kawasan Kuningan Timur, Setiabudi, Jakarta tersebut menjadi 4,73 miliar lembar alias setara dengan 34,9 persen. Menanjak 1,56 persen dari periode sebelum transaksi dengan porsi kepemilikan saham 4,52 miliar helai atau 33,34 persen. 


Sebelumnya, sang pengendali perseroan itu, menyerok 6.710.300 helai periode 3 dan 6 November 2023. Pembelian dilakukan dengan kisaran harga Rp1.418-1.425 per lembar. Menyusul skema harga tersebut, nilai transaksi bos anak pendiri Astra Group itu, bernilai Rp9,52 miliar. ”Transaksi dilakukan dengan tujuan untuk kepentingan investasi,” tutur Sandi Rahaju, Corporate Secretary Saratoga Investama Sedaya.


Secara historis transaksi dipatenkan dalam dua babak. Pada 3 November 2023, sang komisaris perseroan itu, menjala 4.700.000 lembar pada harga pelaksanaan Rp1.418,72 per saham sejumlah Rp6,66 miliar. Lalu, pada 6 November 2023, kembali membeli 2.010.300 helai dengan harga Rp1.425 per lembar Rp2,86 miliar. 


Dengan penuntasan transaksi itu, timbunan saham dalam keranjang investasi Edwin Soeryadjaya menjadi 6,86 miliar lembar alias setara dengan porsi kepemilikan 50,586 persen. Surplus 0,05 persen dari sebelum transaksi dengan tabulasi sebanyak 6,85 miliar helai atau 50,855 persen. 


Per 31 Oktober 2023, pemegang saham Saratoga antara lain Sandiaga Uno 2,91 miliar lembar alias 21,51 persen. Edwin Soeryadjaya 4,51 miliar helai atau 33,28 persen. Unitras Pertama 4,43 miliar saham setara 32,72 persen. Michael WP Soeryadjaya, dan Lany Djuwita masing-masing 4,9 juta lembar atau 0,036 persen. Publik 1,64 miliar lembar atau 12,15 persen. (*)