EmitenNews.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto melaporkan kepada Presiden bahwa dalam proyek strategis MRT Jakarta North South terdapat kenaikan project cost dari Rp22,5 triliun menjadi Rp26 triliun.


"Kenaikan tersebut terjadi akibat kompleksitas kontruksi dan kondisi lahan yang tidak stabil karena masuk ke dalam Kota Tua, sehingga perlu lebih berhati-hati," paparnya usai rapat internal dengan Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Rabu (24/08).


Airlangga menjelaskan bahwa panjang MRT Jakarta North-South sepanjang 12,3 km seluruhnya masuk di underground. Berbeda dari yang sebelumnya yaitu 15,7 km yang terdiri dari 5,7 km underground dan elevated 10 km.


“Arahan Bapak Presiden untuk melihat titik akhir dari proyek ini. Karena titik akhirnya yang direncanakan sekarang di Ancol Barat itu masih ada beberapa masalah lahan sehingga diminta dipertimbangkan dan dicarikan alternatif lain di wilayah Ancol ataupun di Marina. Tentu ini nanti diharapkan dari perolehan lahan baik dari Menteri ATR/BPN maupun Gubernur DKI,” jelasnya.


Dalam rapat dibahas evaluasi hasil kunjungan Menko Perekonomian ke Jepang. Airlangga menyampaikan bahwa terdapat beberapa catatan yang disampaikan dalam rapat tersebut. Pertama, terkait evaluasi Indonesian-Japan Economic Partnersip Agreement (IJEPA) yang diharapkan dapat selesai sebelum Konferensi Tingkat Tinggi G20 di Bali.


Kedua, juga disampaikan dalam Rapint tersebut bahwa Pemerintah Jepang telah menerima sertifikasi new ISPO dan juga memperluas usulan akses pasar untuk produk tuna kaleng, kopi, produk laut, serta produk buah-buahan tropis seperti mangga, nanas, dan pisang.


“Ini diharapkan bisa masuk dalam general review IJEPA dimana post tarifnya bisa diperbaiki,” kata Menko Airlangga.


Selanjutnya terkait dengan investasi, Menko Airlangga menyampaikan bahwa dalam Rapint tersebut dilaporkan beberapa investasi yakni Mitsubishi yang telah berkomitmen berinvestasi 10 triliun rupiah untuk Xpander EV, Toyota Group yang berinvestasi sebesar 27,1 triliun rupiah selama tahun 2022-2026, dan beberapa investasi lainnya termasuk di sektor retail.


Kemudian, dalam rapat tersebut juga dilaporkan mengenai Pelabuhan Patimban yang akan terus dilanjutkan pada tahap ke dua tahun 2024-2025 dengan investasi sekitar 7,58 triliun rupiah dan juga persiapan untuk fasilitas tahap ketiga KPBU sebesar 3,86 triliun rupiah.


Menutup penjelasannya, Menko Airlangga menyampaikan terkait dengan proyek lain yaitu proyek LNG Masela, dimana Pemerintah diharapkan dapat menegosiasikan investasi yang direncanakan sekitar 287 triliun rupiah dari Shell.

“Arahan Bapak Presiden ini untuk segera dinegosiasikan dan dicarikan investor baru termasuk mempertimbangkan sovereign wealth fund Indonesia (INA) untuk masuk dalam proyek tersebut,” pungkas Airlangga.(fj)